Jumat, 14 Februari 2014

Mengenal IQ – Intelligence quotient

IQ adalah singkatan dari Intelligence Quotient, merupakan acuan yang sering sekali dikaitkan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Makin tinggi angka IQ seseorang, maka ia akan lebih cepat dalam memecahkan masalah dan berhitung. Namun siapa diantara kalian yang tahu, apa dan bagaimana IQ tersebut sebenarnya diperuntukkan?

Cikal bakal IQ diyakini dimulai oleh seorang ahli psikologi Perancis bernama Alfred Binet (July 11, 1857 – October 18, 1911). Binet mengembangkan sebuah tes untuk mengukur tingkat kepintaran seorang anak secara verbal. Maksud dari tes ini adalah memastikan seorang anak usia enam tahun sanggup memecahkan permasalah yang standar untuk anak usia enam tahun. Sehingga apabila ada anak yang tidak lulus tes Binet akan diketahui dengan cepat dan diambil tindakan awal.

Penyempurnaan dari tes Binet diumumkan oleh pakar psikologi asal Amerika bernama David Wechsler (January 12, 1896 – May 2, 1981). Model tes yang kemudian dikenal dengan model tes Wechsler ini menyajikan tes yang lebih bervariasi guna mendapatkan hasil yang lebih lengkap. Jika hasil tes Binet hanya menghasilkan satu nilai, maka hasil tes Wechsler menghasilkan nilai yang lebih lengkap. Diantaranya tingkat kecepatan persepsi, penalaran, pemahaman verbal, asosiasi memori dan lainnya. Dan pada tahun 1960 model Wechsler telah menggusur model Binet dan menjadi standar tes IQ paling populer di Amerika.

Kita bisa melakukan tes IQ di berbagai penyedia jasa konsultasi psikologi yang terpercaya. Dan ukuran nilai IQ manusia memiliki nilai rata-rata 100. Artinya jika kamu mendapatkan skor dibawah 100, maka IQ kamu berada di bawah rata-rata. Begitu pula sebaliknya.

Para ahli sepakat bahwa manusia dengan skor IQ tertinggi dan masih hidup hingga sekarang adalah seorang ahli fisika asal Korea Selatan bernama Kim Ung-yong. Orang ini memecahkan rekor dunia dengan mencatatkan namanya dalam Guinness Book of World Records sebagai manusia dengan IQ tertinggi, dengan nilai 210! Sedangkan Albert Einstein sang pencetus teori relativitas “hanya” memperoleh skor 160.