Ion
Ion adalah atom
atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif, yang menangkap
satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik ke katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai
dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah
elektron yang hilang atau diperoleh.
Ion pertama
kali disajikan dalam bentuk teori oleh Michael Faraday pada sekitar tahun 1830, untuk menggambarkan mengenai bagian melekul yang bergerak
ke arah anoda atau katoda dalam suatu tabung hampa udara (vacuum
tube, CRT). Namun, mekanisme peristiwa ini baru dideskripsikan
pada 1884 oleh Svante August
Arrhenius dalam disertasi doktornya di University of Uppsala. Pada mulanya, teori ini tidak
diterima (ia memperoleh gelarnya dengan nilai minimum), tetapi kemudian
disertasinya memenangi Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1903
Ionisasi
Larutan ion adalah larutan yang mengandung ion yang dapat
bergerak bebas sehingga bisa menghantarkan arus listrik. Ionisasi
adalah proses fisik mengubah atom
atau molekul menjadi ion
dengan menambahkan atau mengurangi partikel bermuatan seperti elektron atau lainnya. Proses ionisasi ke
muatan positif atau negatif sedikit berbeda. Ion bermuatan positif didapat
ketika elektron yang terikat pada atom atau molekul menyerap energi
cukup agar dapat lepas dari potensial
listrik yang mengikatnya. Energi yang dibutuhkan tersebut
disebut potensial
ionisasi. Ion bermuatan negatif didapat ketika elektron
bebas bertabrakan dengan atom dan terperangkap dalam kulit atom dengan
potensial listrik tertentu. Ionisasi terdiri dari dua tipe: Ionisasi
sekuensial dan ionisasi non-sekuensial. Pada fisika klasik, hanya ionisasi
sekuensial yang dapat terjadi sehingga disebut ionisasi klasik. Ionisasi
non-sekuensial melawan beberapa hukum fisika klasik dan akan dijelaskan di
bagian ionisasi
kuantum
. TEORI ASAM BASA
Teori
asam basa Arrhenius:
- Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen dalam larutan.
- Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida dalam larutan.
Penetralan
terjadi karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi untuk menghasilkan air.
Pembatasan
teori
Asam hidroklorida (asam klorida) dinetralkan oleh kedua
larutan natrium hidroksida dan larutan amonia. Pada kedua kasus tersebut, kita
akan memperoleh larutan tak berwarna yang dapat kamu kristalisasi untuk
mendapatkan garam berwarna putih – baik itu natrium klorida maupun amonium
klorida. Keduanya jelas merupakan reaksi yang sangat mirip. Pada kasus natrium
hidroksida, ion hidrogen dari asam bereaksi dengan ion hidroksida dari natrium
hidroksida – sejalan dengan teori Arrhenius.
Akan tetapi, pada kasus amonia, tidak muncul ion hidroksida
sedikit pun. Kita bisa memahami hal ini dengan mengatakan bahwa amonia
bereaksi dengan air yang melarutkan amonia tersebut untuk menghasilkan ion
amonium dan ion hidroksida. Reaksi ini merupakan reaksi reversibel, dan pada
larutan amonia encer yang khas, sekitar 99% sisa amonia ada dalam bentuk
molekul amonia. Meskipun demikian, pada reaksi tersebut terdapat ion
hidroksida, dan kita dapat menyelipkan ion hidroksida ini ke dalam teori
Arrhenius.
Akan tetapi, reaksi yang sama juga terjadi antara gas amonia
dan gas hidrogen klorida. Pada kasus ini, tidak terdapat ion hidrogen atau ion
hidroksida dalam larutan – karena bukan merupakan suatu larutan. Teori
Arrhenius tidak menghitung reaksi ini sebagai reaksi asam-basa, meskipun pada
faktanya reaksi tersebut menghasilkan produk yang sama seperti ketika dua zat
tersebut berada dalam larutan.
Teori
asam dan basa Bronsted-Lowry:
- Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
- Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).
Hubungan
antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius
Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius
– Teori Bronsted-Lowry merupakan perluasan teori Arrhenius. Ion hidroksida
tetap berlaku sebagai basa karena ion hidroksida menerima ion hidrogen dari
asam dan membentuk air. Asam menghasilkan ion hidrogen dalam larutan karena asam
bereaksi dengan molekul air melalui pemberian sebuah proton pada molekul air.
Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam
hidroklorida, molekul hidrogen klorida memberikan sebuah proton (sebuah ion
hidrogen) ke molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen dativ) terbentuk antara
satu pasangan mandiri pada oksigen dan hidrogen dari HCl. Menghasilkan ion
hidroksonium, H3O+.
Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan
basa, yang berfungsi sebagai asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai
contoh, proton ditransferkan dari ion hidroksonium ke ion hidroksida untuk
mendapatkan air. Tampilan elektron terluar, tetapi mengabaikan elektron pada
bagian yang lebih dalam. Adalah sesuatu hal yang penting untuk mengatakan bahwa
meskipun anda berbicara tentang ion hidrogen dalam suatu larutan, H+(aq),
sebenarnya anda sedang membicarakan ion hidroksonium.
Pasangan
konjugasi
Ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air, hampir 100%
hidrogen klorida bereaksi dengan air menghasilkan ion hidroksonium dan ion
klorida. Hidrogen klorida adalah asam kuat, dan kita cenderung menuliskannya
dalam reaksi satu arah. Pada faktanya, reaksi antara HCl dan air adalah
reversibel, tetapi hanya sampai pada tingkatan yang sangat kecil. Supaya
menjadi bentuk yang lebih umum, asam dituliskan dengan HA, dan reaksi
berlangsung reversibel.
Perhatikan
reaksi
ke arah depan:
- HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke air.
- Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.
Akan tetapi
ada juga reaksi kebalikan
antara ion hidroksonium dan ion A-:
- H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke ion A-.
- Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.
Reaksi reversibel mengandung dua asam dan dua
basa. Kita dapat menganggapnya berpasangan, yang disebut pasangan
konjugasi. Jika anda berfikir mengenai HA sebagai asam, maka A-
adalah sebagai basa konjugasinya. Jika anda memperlakukan A- sebagai
basa, maka HA adalah sebagai asam konjugasinya. Air dan ion hidroksonium juga
merupakan pasangan konjugasi. Memperlakukan air sebagai basa, ion hidroksonium
adalah asam konjugasinya karena ion hidroksonium memiliki kelebihan ion
hidrogen yang dapat diberikan lagi. Memperlakukan ion hidroksonium sebagai
asam, maka air adalah sebagai basa konjugasinya. Air dapat menerima kembali ion
hidrogen untuk membentuk kembali ion hidroksonium.
Zat
amfoter
Anda mungkin memperhatikan (atau bahkan mungkin juga tidak
memperhatikan!) bahwa salah satu dari dua contoh di atas, air berperilaku
sebagai basa, tetapi di lain pihak air berperilaku sebagai asam. Suatu zat yang
dapat berperilaku baik sebagai asam atau sebagai basa digambarkan sebagai amfoter.
Teori
asam dan basa Lewis
Teori ini
memperluas pemahaman anda mengenai asam dan basa.
Teori
- Asam adalah akseptor pasangan elektron.
- Basa adalah donor pasangan elektron.
Hubungan antara teori
Lewis dan teori Bronsted-Lowry
Basa Lewis
Hal yang paling mudah untuk melihat hubungan tersebut adalah
dengan meninjau dengan tepat mengenai basa Bronsted-Lowry ketika basa
Bronsted-Lowry menerima ion hidrogen. Tiga basa Bronsted-Lowry dapat kita lihat
pada ion hidroksida, amonia dan air, dan ketianya bersifat khas. Teori
Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiganya berperilaku sebagai basa karena
ketiganya bergabung dengan ion hidrogen. Alasan ketiganya bergabung dengan ion
hidrigen adalah karena ketiganya memiliki pasangan elektron mandiri – seperti
yang dikatakan oleh Teori Lewis. Keduanya konsisten.
Tetapi bagaimana dengan reaksi yang sama mengenai amonia dan
air, sebagai contohnya? Pada teori Lewis, tiap reaksi yang menggunakan amonia
dan air menggunakan pasangan elektron mandiri-nya untuk membentuk ikatan
koordinasi yang akan terhitung selama keduanya berperilaku sebagai basa.
Berikut ini reaksi yang akan anda temukan pada halaman yang berhubungan dengan
ikatan koordinasi. Amonia bereaksi dengan BF3 melalui penggunaan
pasangan elektron mandiri yang dimilikinya untuk membentuk ikatan koordinasi
dengan orbital kosong pada boron. Sepanjang menyangkut amonia, amonia menjadi
sama persis seperti ketika amonia bereaksi dengan sebuah ion hidrogen – amonia menggunakan
pasangan elektron mandiri-nya untuk membentuk ikatan koordinasi. Jika anda
memperlakukannya sebagai basa pada suatu kasus, hal ini akan berlaku juga pada
kasus yang lain.
Asam Lewis
Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Pada contoh sebelumnya,
BF3 berperilaku sebagai asam Lewis melalui penerimaan pasangan
elektron mandiri milik nitrogen. Pada teori Bronsted-Lowry, BF3
tidak sedikitpun disinggung menganai keasamannya. Inilah tambahan mengenai
istilah asam dari pengertian yang sudah biasa digunakan. Bagaimana
dengan reaksi asam basa yang lebih pasti – seperti, sebagai contoh, reaksi
antara amonia dan gas hidrogen klorida?
Pastinya adalah penerimaan pasangan elektron mandiri pada
nitrogen. Buku teks sering kali menuliskan hal ini seperti jika amonia
mendonasikan pasangan elektron mandiri yang dimilikinya pada ion hidrogen –
proton sederhana dengan tidak adanya elektron disekelilingnya. Ini adalah
sesuatu hal yang menyesatkan! anda tidak selalu memperoleh ion hidrogen yang
bebas pada sistem kimia. Ion hidogen sangat reaktif dan selalu tertarik pada
yang lain. Tidak terdapat ion hidrogen yang tidak bergabung dalam HCl. Tidak
terdapat orbital kosong pada HCl yang dapat menerima pasangan elektron.
Mengapa, kemudian, HCl adalah suatu asam Lewis? Klor lebih elektronegatif
dibandingkan dengan hidrogen, dan hal ini berarti bahwa hidrogen klorida akan
menjadi molekul polar. Elektron pada ikatan hidrogen-klor akan tertarik ke sisi
klor, menghasilkan hidrogen yang bersifat sedikit positif dan klor sedikit
negatif.
Pasangan elektron mandiri pada nitrogen yang terdapat pada
molekul amonia tertarik ke arah atom hidrogen yang sedikit positif pada HCl.
Setelah pasangan elektron mandiri milik nitrogen mendekat pada atom hidrogen,
elektron pada ikatan hidrogen-klor tetap akan menolak ke arah klor. Akhirnya,
ikatan koordinasi terbentuk antara nitrogen dan hidrogen, dan klor terputus
keluar sebagai ion klorida. Hal ini sangat baik ditunjukkan dengan notasi
“panah melengkung” seperti yang sering digunakan dalam mekanisme reaksi
organik.
Asam Kuat dan Asam Lemah
Bagian ini menjelaskan istilah kuat dan lemah yang digunakan
pada asam. Sebagai bagian dari penjelasan, bagian ini juga memberikan definisi
dan menerangkan apa yang dimaksud dengan pH, Ka dan pKa.
Adalah penting bahwa kita jangan keliru memahami kata kuat dan lemah
dengan istilah pekat dan encer. Seperti yang akan kita lihat di
bawah ini, kekuatan asam berhubungan dengan perbandingan asam yang dapat
bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion. Konsentrasi menjelaskan kepada anda
mengenai seberapa banyak jumlah asam semula yang terlarut dalam air. Adalah
suatu kemungkinan yang sangat sempurna untuk memiliki larutan pekat dari asam
lemah, atau larutan encer dari asam kuat.
Asam
kuat
Ketika asam dilarutkan dalam air, sebuah proton (ion
hidrogen) ditransferkan ke molekul air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan
sebuah ion negatif tergantung pada asam yang anda pakai. Pada kasus yang umum
Reaksi tersebut reversibel, tetapi pada beberapa kasus, asam sangat baik pada
saat memberikan ion hidrogen yang dapat kita fikirkan bahwa reaksi berjalan
satu arah. Asam 100% terionisasi. Sebagai contoh, ketika hidrogen klorida
dilarutkan dalam air untuk menghasilkan hidrogen klorida, sangat sedikit sekali
terjadi reaksi kebalikan yang dapat kita tulis: Pada tiap saat, sebenarnya 100%
hidrogen klorida akan bereaksi untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion
klorida. Hidrogen klorida digambarkan sebagai asam kuat.
Asam kuat
adalah asam yang terionisasi 100% dalam larutan.
Asam kuat lain yang biasa diperoleh adalah asam sulfat dan
asam nitrat. Persamaan ini menunjukkan hidrogen klorida terlarut dalam air yang
terpisah untuk memberikan ion hidrogen dalam larutan dan ion klorida dalam
larutan. Versi ini sering digunakan dalam pekerjaan ini hanya untuk menjadikan
sesuatu terlihat lebih mudah. Jika anda menggunakannya, harus diingat bahwa air
memang benar-benar terlibat, dan ketika anda menuliskan H+(aq)
yang anda maksudkan sebenarnya adalah ion hidroksonium, H3O+.
Asam
kuat dan pH
pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan.
Asam kuat seperti asam hidroklorida pada konsentrasi seperti yang sering anda
gunakan di lab memiliki pH berkisar antara 0 sampai 1. pH yang lebih rendah,
konsentrasi ion hidrogen lebih tinggi dalam larutan.
Penentuan pH
Penentuan pH asam kuat.
Asam hidroklorida adalah asam kuat – terionisasi 100%. Tiap
mol HCl bereaksi dengan air untuk menghasilkan 1 mol ion hidrogen dan 1 mol ion
klorida. Hal ini berarti bahwa jika konsentrasi asam adalah 0.1 mol dm-3,
maka konsentrasi ion hidrogen juga 0.1 mol dm-3. Gunakan kalkulator
untuk mengubahnya ke dalam bentuk pH. Kalkulator menginginkan untuk menekan
0.1, dam kemudian tekan tombol “log”. Anda mungkin melakukannya dalam bentuk
yang berbeda.
log10 [0.1] = -1
Tetapi pH = – log10 [0.1]
- (-1) = 1
pH asam adalah 1.
Asam lemah
Asam lemah adalah salah satu yang tidak terionisasi
seluruhnya ketika asam lemah tersebut dilarutkan dalam air. Asam etanoat (asam
asetat) adalah asam lemah yang khas. Asam etanoat bereaksi dengan air untuk
menghasilkan ion hidroksonium dan ion etanoat, tetapi reaksi kebalikannya lebih
baik dibandingkan dengan reaksi ke arah depan. Ion bereaksi dengan sangat mudah
untuk membentuk kembali asam dan air. Pada setiap saat, hanya sekitar 1% molekul
asam etanoat yang diubah ke dalam bentuk ion. Sisanya tetap sebagai molekul
asam etanoat yang sederhana. Sebagaian besar asam organik adalah asam lemah.
Hidrogen fluorida (dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidrofluorida)
adalah asam anorganik lemah.
Tetapan disosiasi asam, Ka
Kita dapat memperoleh ukuran posisi kesetimbangan dengan
menuliskan tetapan kesetimbangan untuk reaksi. Tetapan yang memiliki harga
lebih rendah, kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Disosiasi (ionisasi) asam
adalah contoh reaksi homogen. Semuanya berada pada fasa yang sama – pada kasus
ini, pada larutan dalam air. Karena itu anda dapat menuliskan ungkapan yang
sederhana untuk tetapan kesetimbangan, Kc.
Dalam 1 dm3
larutan, terdapat sekitar 55 mol air.
Catatan: Berat 1 mol air adalah 18 g. 1 dm3
larutan mengandung kurang lebih 1000 g air. Dengan membagi angka 1000 dengan 18
diperoleh kurang lebih 55.
Jika kita memiliki asam lemah dengan konsentrasi sekitar 1
mol dm-3, dan hanya sekitar 1% asam lemah tesebut bereaksi dengan
air, jumlah mol air hanya turun sekitar 0.01. Dengan kata lain, jika asam
adalah lemah maka konsentrasi air tetap. Pada kasus tersebut, tidak terdapat
batasan yang luas dalam memasukan hubungan konsentrasi air ke dalam ungkapan
tersebut jika hubungan konsentrasi air itu merupakan suatu variabel. Malahan,
tetapan kesetimbangan yang baru didefinisikan tanpa menyertakannya. Tetapan
kesetimbangan yang baru ini disebut dengan Ka.
Catatan: Istilah untuk konsentrasi air telah
diabaikan. Apa yang terjadi adalah pernyataan pertama telah disusun untuk
mnghasilkan Kc sebuah konstanta) yang menyatakan konsentrasi air
(konstanta yang lain) pada bagian sebelah kiri. Hasil kali ionnya kemudian
diberi nama Ka. Anda mungkin menemukan ungkapan Ka
ditulis berbeda jika anda menuliskannya dari versi reaksi kesetimbangan yang
disederhanakan:
Tabel
menunjukkan beberapa harga Ka untuk beberapa asam yang sederhana:
Asam
|
Ka (mol dm-3)
|
asam hidrofluorida
|
5.6 x 10-4
|
asam metanoat
|
1.6 x 10-4
|
asam etanoat
|
1.7 x 10-5
|
hidrogen sulfida
|
8.9 x 10-8
|
Semuanya adalah asam lemah karena harga Ka sangat
kecil. Asam-asam tersebut diurutkan seiring dengan penurunan kekuatan asam –
harga Ka yang diperoleh lebih kecil seiring dengan menurunnya urutan
pada tabel. Meskipun demikian, jika anda sangat tidak menyukai bilangannya,
bilangan tersebut tidaklah nyata. Karena bilangan terdiri dari dua bagian,
terlalu banyak untuk membicarakannya dengan cepat. Untuk menghindari hal ini,
bilangan tersebut seringkali diubah ke dalam sesuatu yang baru, bentuk yang
lebih mudah, disebut pKa.
Pengantar
untuk pKa
pKa memuat dengan tepat hubungan yang sama untuk
Ka sebagaimana pH digunakan untuk menunjukkan konsentrasi ion
hydrogen. Jika anda menggunakan kalkuator anda pada seluruh harga Ka
pada tabel di atas dan mengubahnya menjadi harga pKa anda akan
memperoleh:
Asam
|
Ka (mol dm-3)
|
pKa
|
asam hidrofluorida
|
5.6 x 10-4
|
3.3
|
asam metanoat
|
1.6 x 10-4
|
3.8
|
asam etanoat
|
1.7 x 10-5
|
4.8
|
hidrogen sulfida
|
8.9 x 10-8
|
7.1
|
Dengan catatan bahwa asam yang lebih lemah, memiliki harga
pKa yang lebih besar. Sekarang sangat mudah untuk melihat bahwa
kecenderungan mengarah pada asam yang lebih lemah seiring dengan menurunya
posisi asam pada tabel.
Ingatlah:
- Harga pKa lebih rendah, asam lebih kuat.
- Harga pKa lebih tinggi, asam lebih lemah.
Tetapan
Hasil Kali Ion Air, Kw
Bagian ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan tetapan
hasil kali ion air. Penjelasan tersebut meninjau pada sisi bagaimana tetapan
ion bervariasi terhadap temperatur, dan bagaimana cara menentukan pH air murni
pada temperatur yang berbeda.
Kw
dan pKw
Pentingnya
kesetimbangan dalam air
Molekul air dapat berfungsi sebagai asam ataupun basa. Salah
satu molekul air (berperilaku sebagai basa) dapat menerima ion hidrogen dari
yang lainnya (berperilaku sebagai asam). Hal ini akan terjadi dimana saja pada
air – air menjadi tidak murni. Terbentuk ion hidroksonium dan ion hidroksida.
Akan tetapi, ion hidroksonium merupakan asam yang sangat kuat, dan ion
hidroksida adalah basa yang sangat kuat. Secepat mereka terbentuk, secepat itu
pula mereka bereaksi untuk menghasilkan air kembali. Akibat yang menguntungkan
adalah dapat disusun suatu bentuk kesetimbangan. Setiap saat, terdapat sejumlah
kecil ion hidroksonium dan ion hidroksida yang luar biasa. Pada bagian bawah
halaman ini selanjutnya, kita dapat menghitung konsentrasi ion hidroksonium
yang ada dalam air murni. Hasil perhitungan menghasilkan konsentrasi 1.00 x 10-7
mol dm-3 pada temperatur kamar.
Harga Kw
Seperti halnya tetapan kesetimbangan yang lainnya, harga Kw
ervariasi menurut temperatur. Harga Kw selalu 1.00 x 10-14
mol2 dm-6 pada temperatur ruangan. Pada faktanya, harga
Kw ini sedikit lebih kecil dibandingkan pada 25°C.
Satuan Kw:
Kw ditemukan melalui
pengkalian dua konsentrasi secara bersamaan. Keduanya memiliki satuan mol dm-3.
Perkalian mol dm-3 x mol dm-3 memberikan anda suatu
satuan seperti yang dituliskan di atas.
pKw
Hubungan
antara Kw dan pKw sama persis seperti hubungan antara Ka
dan pKa, atau [H+] dan pH.
Harga Kw
1.00 x 10-14 mol2 dm-6 pada temperatur ruangan
memberikan harga pKw 14. Cobalah penghitungan tersebut dalam
kalkulator anda! Dengan catatan pKw tidak memiliki satuan.
Hidrolisis
Hidrolisis
adalah terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau basa.
Ada empat jenis garam, yaitu :
Ada empat jenis garam, yaitu :
1.
|
Garam yang terbentuk dari reaksi asam
kuat dengan basa kuat (misalnya NaCl, K2SO4
dan lain-lain) tidak mengalami hidrolisis. Untuk jenis garam yang
demikian nilai pH = 7 (bersifat netral).
|
2.
|
Garam yang terbentuk dari reaksi asam
kuat dengan basa lemah (misalnya NH4Cl, AgNO3
dan lain-lain) hanya kationnya yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis
parsial). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH < 7 (bersifat asam).
|
3.
|
Garam yang terbentuk dari reaksi asam
lemah dengan basa kuat (misalnya CH3COOK, NaCN dan
lain-lain) hanya anionnya yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial).
Untuk jenis garam yang demikian nilai pH > 7 (bersifat basa).
|
4.
|
Garam yang terbentuk dari reaksi asam
lemah dengan basa lemah (misalnya CH3COONH4,
Al2S3 dan lain-lain) mengalami hidrolisis total
(sempurna). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH-nya tergantung harga Ka
den Kb.
|
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
Karena
untuk jenis ini garamnya selalu bersifat asam (pH < 7) digunakan persamaan:
[H+] = Ö Kh
. Cg
|
dimana :
Kh = Kw/Kb
|
Kh =
konstanta hidrolisis
Jika kita
ingin mencari nilai pH-nya secara langsung, dipergunakan persamaan:
pH = 1/2 (pKW – pKb
– log Cg)
|
Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah
Untuk jenis
garam ini larutannya selalu bersifat basa (pH > 7), dan dalam perhitungan
digunakan persamaan:
[OH-] = Ö Kh
. Cg
|
dimana:
Kh = Kw/Ka
|
Kh
= konstanta hidrolisis
Jika kita
ingin mencari nilai pH-nya secara langsung, dipergunakan persamaan:
pH = 1/2 (pKw + pKa
+ log Cg)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar