KINETIKA KIMIA
Kinetika dan Termodinamika
Kinetika kimia adalah bahagian ilmu kimia
fisika yang mempelajari laju reaksi kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya
serta penjelasan hubungannya terhadap mekanisme reaksi. Kinetika kimia disebut
juga dinamika kimia, karena adanya gerakan molekul, elemen atau ion dalam
mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu. Mekanisme reaksi dapat
diramalkan dengan bantuan pengamatan dan pengukuran besaran termodinamika suatu
reaksi, dengan mengamati arah jalannya reaktan maupun produk suatu
sistem. Syarat untuk terjadinya suatu
reaksi kimia bila terjadi penurunan energi bebas (delta G < 0)
Analisis terhadap pengaruh berbagai kondisi
reaksi terhadap laju reaksi memberikan informasi mengenai mekanisme reaksi dan keadaan
transisi dari suatu reaksi kimia. Pada tahun
1864, Peter
Waage merintis pengembangan kinetika
kimia dengan memformulasikan hukum
aksi massa, yang menyatakan bahwa
kecepatan suatu reaksi kimia proporsional dengan kuantitas zat yang bereaksi.
Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering;
makanan lebih cepat membusuk bila tidak didinginkan; kulit bule lebih cepat
menjadi gelap dalam musim panas daripada dalam musim dingin. Ini merupakan tiga
contoh yang lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka
menurut kondisi reaksi.
Subyek yang sangat penting dalam
termodinamika adalah keadaan kesetimbangan, maka termodinamika adalah metoda
yang sangat penting untuk mejajaki keadaan kesetimbagat suatu reaksi kimia.
Sebagai contoh adalah energi bebas reaksi-reaksi berikut:
2 H2 + O2 2 H2O............................................. (1.1)
C+ O2 CO2 .................................................... (1.2)
H2 + Br2 2 HBr .................................................. (1.3)
Reaksi dapat berlangsung, berarti G < 0 dan termodinamika reaksi
kesetimbangan pada suhu kamar benar-benar tergantung dari sisi produk reaksi.
Ternyata reaksi berlangsung sangat lambat, dimana laju reaksi hampir tidak
dapat terukur. Pada sisi yang lain, ada reaksi dimana termodinamika kesetimbangannya kuat
pada sisi reaktan dalam keadaan ini kesetimbangan mempunyai laju reaksi yang
tinggi. Contohnya pada reaksi dissosiasi asam asetat dalam
larutan berair.
CH3COOH + H2O CH3COO - + H3O+ ................... (1.4)
Dalam hal ini untuk mencapai saat
kesetimbangan diperlukan waktu 10-6 detik,
walaupun derajat dissosiasi 1 Molar larutan ini hanya 0.5%. Sudah barang tentu
untuk tujuan teknik diinginkan laju reaksi yang sangat tinggi dengan
menggunakan konsentrasi reaktan yang kecil diperoleh Yield produk
yang besar dengan biaya yang kecil.
KONSEP
LAJU REAKSI
1. Pengertian Laju Reaksi
Laju menyatakan seberapa cepat atau
seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya
perubahan yang terjadi dalam satu satua waktu. Satuan waktu dapat berupa detik,
menit, jam, hari atau tahun. Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi
menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat
peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi
dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.
Laju
reaksi atau kecepatan reaksi dapat
juga dinyatakan sebagai banyaknya reaksi kimia
yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas
zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat,
sedangkan peledakan mesiu atau kembang api
adalah contoh reaksi yang cepat. Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia
yang disebut kinetika kimia.
2. Persamaan laju reaksi
Laju reaksi rerata
analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika posisi rerata mobil dicatat pada dua
waktu yang berbeda, maka:
Dengan cara yang
sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi perubahan konsentrasi reaktan
atau produk dengan interval waktu terjadinya reaksi :
Jika konsentrasi
diukur dalam mol L-1 dan waktu dalam detik, maka laju reaksi
mempunyai satuan mol L-1s-1. Kita ambil contoh khusus.
Dalam reaksi fasa gas
NO2(gas)
+ CO(gas) ---------- NO(gas) + CO2(gas)
NO2 dan
CO dikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO2. Jika sebuah kuar
dapat mengukur konsentrasi NO, laju reaksi rerata dapat diperkirakan dari nisbah
perubahan konsentrasi NO, ∆[NO] terhadap interval waktu, ∆t:
Jadi laju reaksi
adalah besarnya perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satu satuan
waktu. Perubahan laju konsentrasi setiap unsur dibagi dengan koefisiennya
dalam persamaan yang seimbang/stoikiometri. Laju perubahan reaktan muncul
dengan tanda negatif dan laju perubahan produk dengan tanda positif.
Untuk reaksi yang umum:
aA + bB → cC + dD
Hubungan ini benar selama tidak ada unsur antara
atau jika konsentrasinya bergantung pada waktu di sepanjang waktu reaksi.
Hukum Laju
Dalam membahas
reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke kanan maupun ke
kiri dapat terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat bereaksi kembali
menghasilkan reaktan semula.
Laju bersih ialah:
Laju bersih = laju ke kanan –
laju ke kiri
Dapat dikatakan,
pengukuran konsentrasi memberikan laju bersih, bukannya sekedar laju ke kanan.
Bagaimanapun, sesaat sebelum reaksi yang dimulai dari reaktan murni,
konsentrasi reaktan jauh lebih tinggi dibandingkan produknya sehingga laju ke
kiri dapat diabaikan. Selain itu, banyak reaksi berlangsung sempurna
(K>>1) sehingga laju yang terukur hanyalah reaksi ke kanan atau
eksperimen dapat diatur agar produknya dapat dialihkan jika terbentuk.
Untuk reaksi kimia:
hubungan antara laju reaksi dengan
molaritas adalah:
dengan:
- V = Laju reaksi
- k = Konstanta laju reaksi
- m = Orde reaksi zat A
- n = Orde reaksi zat B
Orde reaksi zat A dan zat B hanya
bisa ditentukan melalui percobaan.
2.
Ungkapan Laju Reaksi untuk Sistem Homogen
Untuk sistem homogen, laju reaksi
umum dinyatakan sebagai laju penguragan konsentrasi molar pereaksi atau laju
pertambahan konsentrasi molar produk untuk satu satuan waktu, sebagai berikut:
Jika
diketahui satuan dari konsentrasi molar adalah mol/L. Maka satuan dari laju
reaksi adalah mol/L.det atau M/det.
3. Laju Rerata dan Laju Sesaat
a. Laju rerata
Laju rerata adalah rerata laju untuk
selang waktu tertentu. Perbedaan antara laju rerata dengan laju sesaat dapat
diandaikan dengan laju kendaraan. Misalnya suatu kendaraan menempuh jarak 300
km dalam 5 jam. Laju rerata kendaraan itu adalah 300 km/5 jam = 60 km/jam.
Tentu saja laju kendaraan tidak selalu 60 km/jam. Laju sesaat ditunjukkan oleh speedometer
kendaraan.
b. Laju Sesaat
Laju sesaat adalah laju pada saat
tertentu. Sebagai telah kita lihat sebelumnya, laju reaksi berubah dari waktu
ke waktu. Pada umumnya, laju reaksi makin kecil seiring dengan bertambahnya
waktu reaksi. oleh karena itu, plot konsentrasi terhadap waktu berbentuk garis
lengkung, seperti gambar di bawah ini. Laju sesaat pada waktu t dapat
ditentukan dari kemiringan (gradien) tangen pada saat t tersebut,
sebagai berikut.
- Lukis garis singgung pada saat t
- Lukis segitiga untuk menentukan kemiringan
- laju sesaat = kemiringan tangen
Pengalaman
menunjukan bahwa serpihan kayu terbakar lebih cepat daripada balok kayu, hal
ini berarti bahwa laju reaksi yag sama dapat berlangsung dengan kelajuan yang
berbeda, bergantung pada keadaan zat pereaksi. Dalam bagian ini akan dibahas
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pengetahuan tentang hal ini
memungkinkan kita dapat mengendalikan laju reaksi, yaitu melambatkan reaksi
yang merugikan dan menambah laju reaksi yang menguntungkan.
1. Konsentrasi Pereaksi
Konsentrasi
memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin
besarkonsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga
menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil
konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel,
sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
2. Suhu
Suhu
juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu
rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif
bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju
reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel
semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
3. Tekanan
Banyak
reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari pereaksi seperti
itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan
memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
4. Katalis
Katalis
adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis
berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Pengaruh
Katalis Terhadap Tetapan Laju
Laju reaksi sering
dipengaruhi oleh adanya katalis Contoh : Hidrolisis sukrosa dalam air Suhu
kamar lama (bisa beberapa bulan) Namun jika
hidrolisis dilakukan dalam suasana asam (penaikkan konsentrasi ion hidrogen),
reaksi akan berlangsung lebih cepat Katalis : suatu zat yang dapat mempengaruhi
kecepatan reaksi tanpa ikut berubah secara kimia pada akhir reaksi.
Katalis positip : mempercepat reaksi
Katalis negatif : memperlambat reaksi
Mekanisme
Kerja Katalis
• Katalis
bergabung dengan substrat dan membentuk suatu zat antara – [senyawa kompleks] →Katalis
+ produk
• Jadi katalis menurunkan energi aktifasi dengan mengubah
mekanisme proses dan kecepatannya bertambah
• Katalis juga dapat bekerja dg menghasilkan radikal
bebas spt CH3●, yang akan mengadakan reaksi rantai yang cepat
• Reaksi Rantai : proses serangkaian reaksi yang
melibatkan atom bebas atau radikal sebagai zat antara
• Tahapan reaksi rantai :- tahap pendahuluan, berakhir
dengan - pemutusan rantai atau tahap terminasi
• Katalis negatif / inhibitor berperan sebagai pemutus
rantai
·
Katalis homogen
Katalis: katalis dan pereaksi bekerja pada satu fase yang sama (gas atau
cair, katalis asam basa : fase cair - homogen)
• Katalis heterogen : katalis dan pereaksi membentuk
fase terpisah dalam campuran
• Katalis serbuk padat/ Katalis lapisan pada dinding
wadah : platina→prosesnya disebut katalisis kontak: pereaksi teradsorpsi pada peermukaan
kasar katalis yang dikenal sbg pusat aktif adsorpsi ini berakibat melemahnya
ikatan molekul, menurunkan energi aktifasi. Molekul teraktifasi kemudian dapat
berreaksi dan hasil reaksi melepaskan diri dari permukaan katalis
5. Luas Permukaan Sentuh
Luas
permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab
semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang
terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu
juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil
tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin
halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi;
sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan
untuk bereaksi.
Reaksi Orde Nol
Pada
reaksi orde nol, kecepatan reaksi tidak tergantung pada konsentrasi reaktan. Persamaan
laju reaksi orde nol dinyatakan sebagai :
-
= k0
A - A0 = - k0 . t
A = konsentrasi zat pada waktu t
A0 =
konsentrasi zat mula – mula
Contoh reaksi orde nol ini adalah reaksi heterogen pada permukaan katalis.
Reaksi
Orde Satu
Pada
reaksi prde satu, kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan.
Persamaan laju reaksi orde satu dinyatakan sebagai :
-
= k1
[A]
-
= k1
dt
ln
= k1
(t – t0)
Bila t = 0 à A = A0
ln
[A] =
ln [A0] - k1 t
[A]
= [A0] e-k1t
Tetapan
laju (k1) dapat dihitung dari grafik ln [A] terhadap t, dengan –k1 sebagai gradiennya. Waktu paruh (t1/2) adalah waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi reaktan hanya tinggal
setengahnya. Pada reaksi orde satu, waktu paruh dinyatakan sebagai
k1
= ln
k1 =
Reaksi Orde Dua
Persamaan
laju reaksi untuk orde dua dinyatakan sebagai :
-
= k2 [A]2
-
= k2
t
- = k2 (t – t0)
Tetapan
laju (k2) dapat dihitung dari grafik 1/A terhadap t dengan k2 sebagai gradiennya.
Gambar 6.2. Grafik
ln 1/[A]terhadap t untuk reaksi orde dua
Waktu paruh untuk reaksi orde dua dinyatakan sebagai
t1/2 =
Penentuan
Energi Aktifasi
Energi aktifasi adalah ambang batas energi yang
harus icapai agar suatu reaksi dapat terjadi. Penentuan energi aktifasi dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan Arrhenius
k = A e-Ea/RT
dimana k =
konstanta laju reaksi
A =
faktor pra eksponensial
Ea
= energi aktifasi (kJ/mol)
R =
tetapan gas ideal
=
8,314 kJ / mol
=
1,987 kal / mol K
T = suhu
mutlak (K)
Jika persamaan di atas ditulis dalam bentuk logaritma, maka akan didapat
ln
k =
ln A -
Dengan membuat kurva ln k terhadap 1/T, maka nilai Ea/R akan didapat
sebagai gradien dari kurva tersebut. Karena nilai R diketahui, maka nilai
energi aktifasi dapat ditentukan.
Besarnya energi aktifasi juga dapat ditentukan dengan menggunakan nilai –
nilai k pada suhu yang berbeda. Persamaan yang digunakan adalah
ln
=
atau
log
=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar