Senin, 05 Maret 2012


Pala Oil (Minyak Pala)
Minyak esensial ini diperoleh dari penyulingan uap dari tanah pala dan digunakan berat dalam industri parfum dan farmasi. Minyak tidak berwarna atau cahaya kuning dan bau dan rasanya pala. Ini berisi berbagai komponen yang menarik bagi industri oleokimia, dan digunakan sebagai penyedap makanan alami dalam makanan yang dipanggang, sirup (misalnya Coca Cola), minuman, permen dll menggantikan tanah pala karena tidak meninggalkan partikel dalam makanan.Minyak esensial juga digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi misalnya dalam pasta gigi dan sebagai bahan utama dalam beberapa obat batuk. Dalam pala obat tradisional dan minyak pala digunakan untuk penyakit yang berhubungan dengan saraf dan sistem pencernaan [kutipan diperlukan]. Miristisin dalam minyak esensial mungkin adalah agen bertanggung jawab atas sifat halusinogen minyak pala. Secara eksternal, minyak ini digunakan untuk nyeri rematik dan, seperti minyak cengkeh, dapat diterapkan sebagai pengobatan darurat untuk sakit gigi kusam. Di Prancis, itu diberikan dalam dosis penurunan madu untuk gangguan pencernaan dan digunakan untuk bau mulut. Beberapa menyarankan menggunakan 1-2 tetes pada kapas kapas, dan oleskan pada gusi di sekitar gigi yang sakit sampai perawatan gigi dapat diperoleh, atau 3-5 tetes pada benjolan gula atau satu sendok teh madu untuk diare mual,, gastroenteritis kronis , dan gangguan pencernaan. Atau minyak pijat dapat dibuat dengan melarutkan 10 tetes dalam 10 ml minyak almond. Ini dapat digunakan untuk nyeri otot yang berhubungan dengan rematik atau kelelahan. Hal ini juga dapat dikombinasikan dengan minyak thyme atau rosemary penting. Untuk mempersiapkan persalinan, pijat perut sehari-hari dalam tiga minggu sebelum bayi ini disebabkan dengan campuran 5 tetes minyak pala dan tidak lebih dari 5 tetes minyak sage dalam 25 ml minyak almond. Informasi Keselamatan: Jika digunakan dalam jumlah besar, bisa menyebabkan gejala toksik seperti mual dan takikardia. [Julia Lawless, Ensiklopedia Illustrated Minyak Atsiri (Rockport, MA: Buku Elemen, 1995), 178.] toksin lisan Kemungkinan (tidak ada minyak esensial harus diambil secara internal tanpa bimbingan seorang praktisi aromaterapi yang berkualitas), psychotripic mungkin (dapat mempengaruhi perilaku) dan karsinogen mungkin. [Robert Tisserand, Minyak Atsiri Keselamatan (Inggris: Churchill Livingstone, 1995), 152.] Catatan Penting: Informasi yang disediakan di area Minyak Profil adalah untuk tujuan pendidikan saja. Data ini tidak dianggap selesai dan tidak dijamin akurat. Informasi Keselamatan Umum: Jangan mengambil minyak secara internal tanpa konsultasi dari seorang praktisi aromaterapi yang berkualitas. Jangan menerapkan minyak esensial murni, murni, CO2s atau esensi terkonsentrasi lainnya ke kulit. Jika Anda hamil, epilepsi, mengalami kerusakan hati, memiliki kanker, atau memiliki masalah medis lainnya, menggunakan minyak hanya di bawah bimbingan yang tepat dari seorang praktisi aromaterapi yang berkualitas. Gunakan hati-hati ketika menggunakan minyak dengan anak-anak dan memberikan anak-anak hanya minyak lembut pada dosis sangat rendah. Hal ini paling aman untuk berkonsultasi dengan praktisi aromaterapi yang memenuhi syarat sebelum menggunakan minyak dengan anak. Sebuah uji tempel kulit harus dilakukan sebelum menggunakan minyak yang Anda belum pernah digunakan sebelumnya. Petunjuk tentang melakukan tes kulit patch dan informasi keselamatan lebih lanjut dapat ditemukan dengan mengunjungi halaman Informasi Keamanan. Untuk informasi yang sangat mendalam tentang isu-isu keamanan minyak, membaca Keselamatan Minyak Atsiri oleh Robert Tisserand.

Buah pala (
bahasa Inggeris: nutmeg) ialah satu genus tumbuhan tropika yang pokoknyamalar hijau. Ia berasal dari Asia Tenggara dan Australasia. Buah pala penting untuk dijadikan sebagai rempah.
Buah pala sebenarnya ialah biji pokok ini, dan berbentuk seakan-akan telur dengan ukuran 20-30 milimeter panjang dan 15-18 milimeter lebar, sedangkan selaput biji palan ialah arilatau kulit bijinya yang berwarna merah dan kelihatan kering dan seakan-akan renda.
Beberapa produk komersil yang lain juga dihasilkan oleh Pokok Pala, termasuk minyak pati, oleoresin tersari, dan mentega buah pala (sila lihat di bawah).
Spesies yang paling penting dari segi perdagangan ialah Pokok Pala Biasa atau Harum,Myristica fragrans, yang berasal daripada Kepulauan Banda di Indonesia; pokok ini juga didapati di Caribbean, khususnya di Grenada. Spesies yang lain termasuk Pokok Pala Papua, M. argentea, dari New Guinea, dan Pokok Pala Mumbai, M. malabarica, dari India; kedua-dua ini dipergunakan sebagai bahan lancung untuk produk-produk M. fragrans.
Pokok pala mempunyai ketinggian di antara 4-15 meter dan bersifat ‘unisek’, iaitu pokok hanya mengeluarkan bunga jantan atau betina sahaja. Oleh itu, pada kebiasaannya satu batang pokok jantan ditanam di antara 10 batang pokok betina. Namun ada sumber yang mengatakan bahawa terdapat pokok yang mengeluarkan kedua-dua bunga jantan dan betina. Tetapi ini jarang ditemui.
Buah pala ialah buah jenis ‘drup’ dan mempunyai bentuk yang berbeza di antara pokok yang berlainan. Ada pokok yang menghasilkan buah berbentuk bulat dan ada juga yang menghasilkan buah berbentuk pir. Secara purata berat buah pala ialah dalam lingkungan 89 g dan bergaris pusat lebih kurang 5.6 cm. Apabila buah ini masak, perikapnya yang berwarna kuning dan mempunyai ketebalan 1.5 cm terbelah dua dan mendedahkan biji yang berwarna perang keungguan serta berkilat. Biji ini diselaputi biji atau aril yang dipanggil ‘mace’ berwarna merah terlekat pada pangkal biji.
Bahagian perikarpnya, walaupun terlalu masam dan kelat untuk dimakan dalam keadaan segar, ia boleh diproses untuk dijadikan halwa, kandi dan jeruk pala. Manakala biji dan aril atau ‘mace’ boleh dikeringkan dan digunakan sebagai rempah. Rempah dari ‘mace’ ini digunakan dalam penyediaan berbagai jenis makanan terutamanya untuk memberi perisa pelbagai jenis sos dan kicap. Hasilan dari biji pala ini digunakan sebagai rempah, bahan perisa untuk masakan yang manis seperti kek dan masakan yang menggunakan susu.
Kedua-dua biji dan aril buah pala mengandungi minyak pala yang mempunyai perisa yang berbeza. Sejenis minyak yang bersifat tepu pada suhu bilik juga boleh dihasilkan daripada biji pala. Minyak ini digunakan sebagai minyak ubat sapu dan untuk pembuatan minyak 
Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauanBanda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Pulau Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.
Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.
Pala dipanen biji, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebutmyristicae arillus atau macis). Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun.
Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.
Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.
PENDAHULUAN
Pala [Myristica fragrans Houtt] merupakan salah satu komoditipertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi, di samping berjenis-jeniskomoditi pertanian eko-
nomis lainnya.
Menurut pendapat para ahli, pala adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dari MALAISE ARCHIPEL yaitu gugusan kepulauan Banda danMaluku. Kemudian menyebar dan berkembang ke pulau-pulau lain yangberada di sekitarnya, bahkan sekarang telah mencapai Aceh, Sulawesi Utaradan Irian Jaya. Sebagai tanaman rempah-rempah, pala dapat menghasilkanminyak etheris dan lemak khusus yang berasal dari biji dan fuli. Biji palamenghasilkan 2 sampai 15 % minyak etheris dan 30 - 40 % lemak,sedangkan fuli menghasilkan 7 - 18 % minyak etheris dan 20 - 30 % lemak(fuli adalah arie yang berwarna merah tua dan merupakan selaput jala yangmembungkus biji).
Daging buah pala dapat digunakan sebagai manisan atau asinan, bijidan fulinya bermanfaat dalam industri pembuatan sosis, makanan kaleng,pengawetan ikan dan lain-lainnya. Disamping itu minyak pala hasilpenyulingan, dapat digunakan
sebagai bahan baku dalam industri sabun, parfum, obat-obatan dansebagainya. Sementara itu permintaan pasar dunia akan pala setiap tahunterus meningkat, dan tidak kurang dari 60 % kebutuhan pala duniadidatangkan dari Indonesia.
Dalam rangka ikut serta meningkatkan devisa negara melalui export nonmigas, memperluas lapangan kerja dan melihat prospek pala yangmenjanjikan harapan baik tersebut, maka sudah waktunya tanaman pala
perlu mendapatkan perhatian dan penanganan untuk dikembangkan secara
luas di Propinsi Irian Jaya.
Pala Indonesia lebih disukai oleh pasar dunia, karena mempunyai beberapakelebihan di banding pala dari negara lain, kelebihannya antara lainrendemen minyaknya yang tinggi dan memiliki aroma yang khas.

MENGENAL TANAMAN PALA
Pala ( Myristica fragrans Houtt) adalah tanaman daerah tropik yang memiliki 200 species, dan seluruhnya tersebar di daerah tropis. Dalamkeadaan pertumbuhan yang normal, tanaman pala memiliki mahkota yangrindang, dengan tinggi batang 10 - 18 m. Mahkota pohonnya meruncing keatas, dengan bahagian paling atasnya agak bulat serta ditumbuhi daunanyang rapat. Daunnya berwarna hijau mengkilat, panjangnya 5 - 15 cm, lebar 3- 7 cm dengan panjang tangkai daun 0,7 -1,5 cm.
Tanaman pala termasuk golongan tanaman berjenis kelamin tunggal,meskipun terdapat pula tanaman berjenis kelamin ganda. Berumah dua, yangmemiliki perbedaan yang jelas antara pohon betina dan pohon jantan.
Tanaman pala betina di tandai dengan pertumbuhan cabangnya secarahorizontal (mendatar), sedangkan tanaman pala jantan di tandai dengancabang-cabangnya yang mengarah ke atas membuat sudut lancip denganbatangnya.
Keterangan:
A = Pohon pala betina, yang ditandai dengan pertumbuhan cabangnya
secara horizontal (mendatar).
B=Pohon pala jantan, ditandai dengan cabang-cabangnya yang mengarah
ke atas membuat sudut lancip dengan batangnya


Di samping tanaman pala jantan dan betina, terdapat pula yangcampuran dimana tanaman jantan akan dapat menghasilkan bunga betina,tetapi jarang terjadi tanaman betina berbunga jantan.Tanaman pala memilikibuah berbentuk bulat, berwarna hijau kekuning-kuningan buah ini apabilamasak terbelah dua. Garis tengah buah berkisar antara 3 -9 cm, dagingbuahnya tebal dan asam rasanya. Biji berbentuk lonjong sampai bulat,panjangnya berkisar antara 1,5 - 4,5 cm dengan lebar 1- 2,5 cm. Kulit bijiberwarna coklat dan mengkilat pada bagian luarnya. Kernel biji berwarnakeputih-putihan, sedangkan fulinya berwarna merah gelap dan kadang-kadang putih kekuning-kuningan dan membungkus biji menyerupai jala.
Myristica fragrans Houtt, Myristica argentea Ware, dan Myristica fattua
Houtt, adalah jenis-jenis pala yang dianggap penting karena bernilaiekonomis, sehingga jenis-jenis inilah yang banyak diusahakan. Jenis-jenispala lainnya yang kurang/tidak bernilai ekonomis sehingga jarangdiusahakan, antara lain : Myristica malabarica Lam, Myristica specioca Ware,Myristica sucedona 81 dan lain-lainnya.
a. Myristica fragrans Houtt.
Para petani pala kebanyakan menyebutnya sebagai pala asli, jenis inimerupakan jenis umum yang diusahakan di Indonesia. Penyebarannya yangmerata ini disebabkan karena pala yang dihasilkan baik dalam bentuk bijimaupun fuli, memiliki mutu yang tinggi, karenanya jenis inilah yang palingbanyak diminta pasar dunia.
Dari jenis ini dikenal pula jenis- jenis pala daerah antara lain:
- Pala Raja, fulinya cukup tebal dengan biji kecil.
- PalaMeraya, buahnya merangkai-rangkai, tetapi jenis ini sudah sangat
langka.
–Pala Bui, bentuk bijinya bulat panjang, berasal dari pohon campuran.
–Pala Pencuri, kulit biji tidak rata dan fulinya tidak menutup buah.
–Pala Holland, dikenal pula dengan nama pala putih karena warna fulinya
putih. Fuli ini akan berubah warnanya menjadi kuning setelah di jemur.
b. Myristica argentea Ware.
Jenis pala ini banyak dijumpai di Irian Jaya, tinggi pohonnya mencapai 15 mdan dapat tumbuh pada ketinggian daerah 700 m di atas permukaan laut.Selain Irian Jaya, pala jenis ini juga terdapat di Seram dan beberapa daerahdi sekitarnya.
Fuli dari jenis ini disebut fuli liar, karena kualitasnya yang berbedaserta aroma kurang halus dibandingkan dengan pala jenis Myristica fragransHoutt. Kandungan minyak etheris dari fulinya hanya 6,5%. Pala jenis initerutama dihasilkan menjadi NUT MEG BUTTER. Pala jenis ini termasukyang mendapat pasaran dalam perdagangan.
c. Myristica fattua Houtt.
Jenis pala ini di Maluku disebut pala jantan atau pala utan, di Pulau Jawa
buahnya sering dipakai sebagai ramuan bahan jamu.
d. Myristica specioga Ware.
Banyak dijumpai di pulau Bacan, tidak ekonomis, karenanya tidak banyak
diusahakan.
e. Myristica sucedona BL.
Pala jenis ini sering pula disebut pala Halmahera, tergolong pala eksport.
f. Myristica malabarica LAM.
Pala jenis ini berasal dari Malabar, bijinya lonjong, tidak memiliki aroma,
karenanya tidak diperdagangkan.
SYARAT-SYARAT TUMBUH

Tinggi Tempat
Tanaman pala, dapat tumbuh baik pada ketinggian 0 - 700 meter di atas
permukaan laut.
Tanah
Untuk dapat tumbuh baik, memerlukan :
- Lapisan atas top soil cukup dalam.
- Cukup tersedia unsur hara.
- Drainasenya baik.
- Udara dalam tanah cukup tersedia.
Tanaman pala juga akan tumbuh baik pada tanah yang berstrukturpasir sampai lempung dengan kandungan bahan organik tinggi. Pada tanah-tanah yang miskin, tanaman Pala juga dapat tumbuh baik apabila di imbangidengan pemupukan dan perawatan yang baik.
Iklim
a. SuhuDaerah-daerah penyebaran tanaman pala memiliki suhu yang tidak
sama, yakni berkisar antara 18º C -34º C. Tanaman pala akan berkembangdengan baik di daerah tropis, dengan suhu optimum untuk pertumbuhan danproduksi ±20º C sampai 30º C.
b. Curah hujan
Tanaman pala memerlukan iklim tropis yang panas dengan curahhujan yang tinggi, tanpa adanya masa kering yang nyata. Pada daerah-daerah yang mempunyai kemiringan tajam dan curah hujan tinggi, perludibuat teras-teras untuk mempertahankan tingkat kesuburan tanahnya. Curah
hujan yang baik bagi pertumbuhan tanaman pala ±2175 mm sampai 3550
mm/tahun.
c. AnginTanaman pala peka terhadap angin kencang, karenanya tidak sesuai
diusahakan pada areal yang terbuka tanpa tanaman pelindung. Angin yangbertiup terlalu kencang, bukan saja menyebabkan penyerbukan tanamanterganggu, malahan buah dan pucuk-pucuk tanaman akan jatuh berguguran.Untuk daerah-daerah yang tiupan anginnya sering keras, penanaman pohonpenahan angin ditepi kebun sangat dianjurkan. Namun tanaman pelindungyang ditanam terlalu rapat, dapat menghambat pertumbuhan tanaman pala,karena adanya persaingan dalam mendapatkan unsur hara.
Ketersediaan Air
Tanaman pala peka terhadap genangan air, oleh karena itu sebaiknya padaareal pertanaman pala dibuat saluran pembuangan air yang baik. Walaupundemikian, untuk bulan-bulan kering, tanaman pala memerlukan air yangcukup, untuk itu tanah harus mempunyai ketersediaan air (water holdingcapacity) yang cukup. Adanya tanaman penutup tanah dan tanamanpelindung, dapat membantu mengatasi ketersediaan air. Terjadinya genanganair pada pertanaman pala, akan berakibat pertumbuhannya terhambat,bahkan tanaman akan mudah terserang penyakit busuk akar yang dapatmemusnahkan tanaman.
Pohon Pelindun

Dalam pengusahaan tanaman pala, tanaman pelindung angin harusmendapatkan perhatian. Kegunaan lain pohon pelindung adalah untukmelindungi tanaman dari sinar matahari yang berlebihan, terutama pada saattanaman masih muda.
Yang perlu diperhatikan, pada waktu tanaman sudah berumur 4 - 5tahun, tanaman pala sudah memerlukan sinar matahari yang banyak untukdapat berproduksi. Oleh karenanya penjarangan pohon pelindung harusdilakukan, hal ini juga penting untuk mencegah pertumbuhan yang tidaknormal yaitu memanjang keatas, dan mencegah terjadinya persaingan didalam menyerap unsur hara diantara tanaman pala dan tanaman pelindung.Pohon pelindung yang baik adalah pohon yang daunnya tidak terlalu rimbunserta tahan terhadap hempasan angin seperti pohon kelapa, duku, rambutandan jenis pohon buah-buahan lainnya.

PERBANYAKAN TANAMAN PALA
Umumnya tanaman pala dapat diperbanyak dengan mudah melalui tiga cara:
- Perbanyakan dengan biji.
- Perbanyakan dengan cangkokan
- Perbanyakan dengan okulasi.
A. Perbanyakan Dengan Biji.
Perbanyakan cara ini sebenarnya kurang menguntungkan, karena tanamanbaru yang dihasilkan jarang memiliki sifat-sifat persis sama dengan induknya.Umumnya perbanyakan pala dengan biji akan menghasilkan rata-rata pohonbetina 55% , jantan 40% dan campuran 5%. Komposisi seperti ini jelas tidakakan dapat memberikan keuntungan, karenanya dalam pengusahaan pala,tanaman jantan dan campuran harus dikurangi. Caranya dengan mengetahui
ciri dari pohon jantan, betina maupun campuran. Ciri pohon betina cabangnyatumbuh mendatar/ horizontal, sedang pohon jantan cabangnya membentuksudut lancip terhadap batangnya, sedang pohon campuran adalah pohonjantan yang dapat menghasilkan bunga betina.
Apabila terpaksa memperbanyak tanaman pala dengan biji, biji-biji pala yangakan dipergunakan sebagai benih harus berasal dari pohon induk yang baik,dari buah yang telah masak penuh dan segera setelah pemetikan (selambatlambatnya 24 jam penyimpanan) harus disemaikan. Biji pala tersebut haruscukup besarnya, berbentuk agak bulat dan simetris.
Pengalaman di pulau Banda menunjukkan, bahwa hasil seleksi biji yangbesar dari sekumpulan buah yang telah dipanen untuk dijadikan bibit, diambildari pohon induk yang letaknya berdekatan dengan pohon yang berbungajantan, dapat memberikan hasil yang memuaskan.
B. Perbanyakan Dengan Cangkokan.
Prinsipnya sama seperti mencangkok tanaman-tanaman lainnya, tanamanbaru hasil cangkokan akan memiliki sifat-sifat seperti induknya.Pelaksanaannya mudah sekali, sekaligus memanfaatkan cabang-cabangtanaman yang kurang produktif tetapi memungkinkan untuk di cangkok.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih cabang yang akan
dicangkok
- Harus berasal dari pohon induk yang pertumbuhannya baik, rimbun, bebas
dari hama dan penyakit, serta produktif.
- Umur pohon berkisar antara 12 -15 th.
- Cabang harus yang sudah berkayu, tetapi tidak terlalu tua atau muda


Mencangkok sebaiknya dilakukan pada musim hujan, akan tetapi musimkemarau tidaklah merupakan hambatan, asalkan dilakukan penyiraman yangteratur. Cara lain untuk mengatasinya adalah dengan meletakan kalengbekas yang diberi lubang halus, kemudian diisi air dan diikat/digantungkantepat di atas cangkokan.
Akar hasil cangkokan akan muncul setelah satu bulan, mula-mula berwarnaputih kemudian akan berubah warna menjadi coklat tua pertanda akarnyasudah kuat dan siap dipindahkan ke pertanaman. Apabila pencangkokandilakukan dengan baik, maka tanaman hasil cangkokan akan cepattumbuhnya dan tahan terhadap perubahan lingkungan setelah dipindahkanke kebun.
C. Perbanyakan Dengan Okulasi.
Perbanyakan cara ini bukan saja akan mempercepat masa produksi, tetapidapat pula mengurangi persentase pohon jantan yang muncul. Untuk batangbawah digunakan jenis pala Myristica sucedona BL, sedangkan untuk cabangentrys (mata tunas) diambil dari cabang pohon yang berproduksi tinggimisalnya Myristica fragrans Houtt.
Syarat-syarat okulasi:
–Besar calon batang atas dan batang bawah (under stump) jangan jauh
berbeda.
- Umur batang bawah minimal 1 tahun.
- Mata tunas (entrys) diambil dari cabang yang lurus, dari pohon yang telah
berproduksi.
- Satu atau dua minggu sebelum pengambilan cabang entrys, sebagian
daunnya dipangkas untuk merangsang pertumbuhan mata tunas.
- Pisau okulasi harus tajam dan bersih.
Cara Menanam
Untuk tanah-tanah yang belum pernah ditanami, pembabatan semak belukardan penebangan pohon-pohon sebaiknya dilakukan pada musim kemarau,hal ini untuk mencegah cepatnya tumbuh kembali semak belukar.
Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menggemburkan tanah, menciptakanareal yang beraerasi (peredaran udaranya) baik serta membersihkan akardan sisa-sisa tanaman. Untuk areal yang miring, harus dibuat teras-terusuntuk mencegah terjadinya erosi.
Lubang dan Jarak Tanam
Lubang tanam harus sudah dipersiapkan 1 bulan sebelum tanam, minimaldengan ukuran 60 X 60 X 60 cm, untuk tanah-tanah yang unsur liatnyabanyak, ukuran lubang tanam boleh dibuat lebih besar lagi misal 1 X 1 meter.Dalam menggali lubang, lapisan tanah bagian atas harus dipisahkan denganlapisan tanah bagian bawah, karena keduanya mempunyai kandunganunsure yang berbeda. Setelah 1 - 2 minggu kemudian tanah galian tadidimasukkan kembali ke dalam lubang. Lapisan tanah bagian bawahdimasukkan terlebih dahulu, baru kemudian lapisan tanah bagian atas yangsudah diberi pupuk kandang/kompos 1 - 2 kaleng. Dua atau tiga minggukemudian, penanaman bibit dapat dilakukan. Jarak antara lubang tanam,pada tanah datar dianjurkan 9 X 10 m dan pada tanah berbukit 9 X 9 m.
Bibit
Bibit yang ditanam adalah yang telah berumur 1 - 2 tahun (bila bibit daribiji/okulasi), bibit yang berasal dari cangkokan segera bisa ditanam setelahakarnya dipandang cukup kuat untuk dipindahkan ke pertanaman

PEMELIHARAAN
Untuk mencapai hasil yang maksimal dari tanaman yang diusahakan, makapemeliharaan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan, antaralain dalam hal:
- Pohon pelindung, tanaman muda umumnya kurang tahan terhadap panassinar matahari. Oleh karena itu untuk menghindari kerusakan tanaman, perludipersiapkan pohon pelindung yang cukup. Setelah tanaman bertambahbesar, pohon pelindung dapat diperpanjang.
- Penyulaman, bibit yang mati atau tidak normal pertumbuhannya harus
segera diganti.
- Penyiangan, ini harus dilakukan secara teratur, untuk menghindaripersaingan dalam pengambilan unsur hara antara tanaman pala denganrumput atau tumbuhan pengganggu lainnya. Penyiangan ini bisa dimulai 2
- 3 bulan setelah penanaman, pucuk dan daun-daun baru telah mulai tumbuh
(ini berarti pertumbuhan tanaman telah cukup kuat).
- Pemupukan, penambahan unsur hara yang habis terserap oleh tanamanmutlak diperlukan. Hal ini untuk menjamin agar tanaman tumbuh dengan baikdan berproduksi tinggi. Pupuk yang diberikan bisa pupuk organic (kompos,pupuk kandang) dan atau pupuk anorganik (urea, ZA, TSP, KCL, NPK dll).Jenis dan dosisnya disesuaikan dengan kondisi tanaman atau mintalahpetunjuk pada PPL setempat. Cara pemupukannya dibenamkan dalam paritsedalam 2 - 10 cm, melingkari batang tanaman (selebar kanopi).
- Pengendalian tanaman pengganggu/gulma, hampir disetiap kebun adagulma yang jika dibiarkan sangat merugikan. Oleh karenanyapertumbuhannya harus dikendalikan. Penggunaan herbisida bisa dilakukan,
namun efisiensinya perlu diperhitungkan. Karena rekomendasi penggunaanherbisida (jenis dan dosisnya) di setiap daerah mungkin berbeda, maka untuklebih jelasnya hubungi petugas PPL setempat.

HAMA DAN PENYAKIT
a. Hama-Hama
1. Penggerek batang [Batocera hercules]
Tanda-tanda serangan berupa terdapatnya lubang gerekan pada batang,dengan diameter 1,5 - 2,0 cm, dari lubang ini keluar serbuk-serbuk kayu.Akibatnya dapat mematikan tanaman pala.
Cara pemberantasannya : dengan menginjeksi pestisida sistemik ke dalambatang tanaman (Dimicron 100 EC atau Tamaron 50 EC). Cara lainnyadengan menakik lubang gerekan kemudian membunuh hamanya ataumenutup lubang gerakan dengan kayu.
2. Kumbang Areoceum foriculatus
Berukuran kecil menyerang buah pala yang telah jatuh, imago menggerekbuah kemudian meletakkan telur di dalamnya, yang selanjutnya akanberkembang menjadi lundi yang dapat menggerek buah secara keseluruhan.Cara pencegahannya, buah yang telah dipetik harus segera dikeringkan.
3. Rayap
Serangannya dimulai dari akar, kemudian pangkal batang dan seterusnyamengikuti batang bagian dalam, sehingga seluruh bagian batang dapatterserang. Tanda khusus yang dapat dilihat, adalah terjadinya bercak hitampada permukaan batang. Bila bercak hitam itu dikupas, maka akan kelihatansarang serta saluran yang dibuat oleh rayap di dalamnya. Serangan rayap ini

banyak dijumpai pada kebun-kebun yang kurang bersih dari semak dan
tanggul-tanggul pohon.
Cara pencegahannya, dengan menyemprotkan pestisida pada tanah danpangkal batang untuk mencegah naiknya rayap ke batang pohon. Caralainnya adalah dengan menyemprotkan pestisida ke bercak hitam yang telahdibuka, sehingga pestisida akan merembes ke dalam sarang dan saluran-saluran yang dibuat rayap.
b. Penyakit
Penyakit pecah buah atau terbelah putih, penyakit ini disebabkan olehcendawan Coryneum myristicae yang menyebabkan buah terbelah karenapertumbuhan daging buah terhambat, sehingga tidak dapat mengimbangipertumbuhan fuli dan biji, yang akhirnya akan jatuh sebelum tua.
Tanda-tandanya : pada bagian luar daging buah yang berumur 5 - 6 bulan,terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu kecoklatan. Bercak-bercak iniakan bertambah besar dan kemungkinan berubah menjadi hitam. Carapencegahannya; dengan membuat saluran pembuangan air (drainase) yangbaik atau melakukan pengasapan belerang di bawah pohon dengan dosis100 gram belerang/pohon. Buah-buah yang terserang segera dibuang danditanam dalam tanah. Melakukan penyemprotan dengan fungisida.

PANEN
Tanaman pala mulai berbuah pada umur 7 tahun, dan pada umur 10 tahunsudah berproduksi secara menguntungkan. Produksinya akan terusmeningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Hal iniberlangsung terus sampai tanaman berumur 60 - 70 tahun.
Dalam setahun tanaman pala dapat di petik dua kali, yang setiap daerahbiasanya waktunya tidak sama. Umumnya buah pala dipanen setelah cukuptua, yang di tandai dengan merekahnya buah, umurnya + 6 bulan sejak berbunga.
Cara pemetikannya bisa dengan galah yang ujungnya diberi keranjang, ataulangsung memanjat pohon untuk memungut dan memilih buah yang betul-betul tua. Buah yang telah dipetik, segera diperlakukan sesuai keperluannya,hal ini untuk menghindari serangan hama dan penyakit.
Dalam setiap tahun, panen pala dilakukan 2 periode, dimana setiap daerahwaktu pemetikannya tidak sama. Di daerah Fak-Fak misalnya, mengenal 3musim pemetikan yaitu musim barat, musim matahari (kemarau) dan musim Timur.
a. Musim Barat : dimulai pada daerah pantai ( + bulan Oktober), dua bulankemudian didaerah pegunungan. Biasanya buah-buah yang dipetik padamusim barat ini Kualitasnya baik.
b. Musim Timur : didaerah pantai dimulai bulan Maret, sedang didaerahpegunungan dimulai bulan Juni. Buah yang dipanen pada musim ini kwalitaspala dan fulinya lebih rendah, dibandingkan yang di panen pada musim barat.c. Musim Matahari : adalah musim pemetikan tambahan yang dilakukan di
luar musim barat dan musim timur.

PENGOLAHAN
Agar diperoleh mutu hasil yang baik, maka perlu dipetik buah yang benar-benar tua/telah membelah. Buah pala yang telah jatuh ke tanah atau bekasdimakan burung, umumnya merupakan buah yang tua juga, tetapi hasilfulinya tidak dapat diharapkan

Urut-urutan bagian buah pala dari luar ke dalam terdiri atas:
- Kulit buah.
- Daging buah.
- Fuli (arillus).
- Kulit biji (cangkang).
- Biji.

PENGOLAHAN PALA DAN FULI
1. Pemisahan biji dari daging buah.
2. Pelepasan fuli dari bijinya yang dilakukan dengan hati-hati, dari ujung ke
arah pangkal, agar diperoleh fuli yang utuh sehingga bermutu tinggi.
3. Pengeringan antara pala dan fuli dilakukan secara terpisah.
- Pengeringan biji tidak boleh melebihi suhu 45ºC, karena akan diperoleh bijipala yang berkualitas rendah disebabkan mencairnya kandungan lemak, bijikeriput dan berbentuk remah dan aroma biji akan banyak berkurang.
- Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran atau pengasapan.
- Pengasapan dilakukan dirumah asap, pada suhu ruangan 35º - 40º C,
dilakukan terus menerus selama 10 - 15 hari sampai kadar air biji menjadi 8
-10%
- Pengeringan fuli lebih sederhana, full disebar di atas tampi/nyiru dan di
jemur dibawah sinar matahari sampai kadar airnya menjadi 10 -12%
4. Pemisahan biji pala dari cangkangnya.
Penyimpanan biji pala kering biasanya masih bercangkang (untukmelindungi dari hama dan penyakit). Cangkang ini dapat dipecah denganmesin pemecah pala atau dipukul dengan pemukul kayu, luka pada biji akanmenurunkan Kualitasnya.
5. Fumigasi (pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan gasracun). Untuk biji pala dilakukan 2 kali, yaitu setelah biji dipisahkan daricangkangnya dan setelah pengepakan dalam karung menjelang dieksport.Untuk fuli juga difumigasi 2 kali, yaitu sebelum dilakukan sortasi dansetelah pengepakan menjelang dieksport.
6. Sortasi.
Sortasi biji pala dilakukan menurut: ukuran, warna, keriput/tidak, pecan-basah-lubang/tidak. Pada garis besarnya dibedakan 3 kwalitas biji pala, yangmasing-masing dapat dipisahkan atas beberapa sub kualitas.
Kualitas I terkenal dengan kualitas ABCD, berasal dari buah petik yang cukup
tua dan permukaan biji licin.
Kualitas II atau rimple atau SS, permukaan bijinya berkeriput karena berasaldari buah yang belum cukup tua atau karena mengalami pemanasan lebihdari 45º C.
Kualitas III atau BWP (Broken, Warmy, Punky) berasal dari buah yang kurangtua yang dipungut dari tanah, buah yang kurang tua atau buah yangmengalami kerusakan dalam pengolahan.
Kualitas ABCD masih dapat dipisahkan atas sub kualitas A, B, C dan Ddengan menggunakan saringan kayu yang mempunyai lubang dengandiameter tertentu. Kualitas rimple/SS, berdasarkan besar kecilnya masihdapat dipisahkan atas sub kualitas R/A dan R/E. Sedang kualitas BWP dapatdibagi atas sub kualitas BWP I dan BWP II.
Sortasi biji pala ini dilakukan dengan tangan, dan untuk memperbaiki kualitasumumnya dilakukan berulang kali. Sortasi fuli, dilakukan denganmenggunakan ayakan kawat dan pemilihan dengan tangan. Setelah fulidijemur dan mengalami proses fumigasi I, kemudian disortir menjadi 2
kualitas yakni Gruis I dan Gruis II. Ke dua kualitas ini kemudian disortir lagisesuai permintaan pasar internasional menjadi sub kualitas Gruis I/Amerika,Gruis II/Amerika, Gruis I/Eropa dan Gruis II/Eropa. Selanjutnya masing-masing sub kualitas dimasukkan dalam mesin pemotong mekanis, yangnantinya akan dihasilkan fuli remah (broken). Proses selanjutnya adalahmembersihkan, menapis, mengajak, menghembus full pada waktu jatuh dariayakan sehingga diperoleh fuli siap untuk di bungkus.


PENGOLAHAN MINYAK PALA
Biji pala mengandung minyak lemak (fixed oil) sebanyak 25 - 40 % minyaklemak ini dapat diperoleh dengan cara menggiling dan memeras biji palatersebut. Apabila minyak lemak tidak dikeluarkan lebih dahulu, padapenyulingan akan ikut tersuling dan akan sulit di pisahkan dari minyak palanya.
Setelah biji pala digiling kemudian dimasukkan bejana, dan dilakukanpenyulingan selama +10 - 30 jam. Setelah disaring, minyak ditampung kedalam botol penampung yang digunakan untuk memisahkan air dari minyak,rendemen minyak yang diperoleh berkisar antara 7-16 %. Minyak pala berupacairan yang hampir tidak berwarna/kuning muda, dengan bau khas pala,apabila disimpan akan menyerap oksigen dan menjadi kental. Minyak pala inidieksport ke Singapura, Perancis, Inggris, Nederland dan Amerika Serikat.
Standar mutu minyak pala:
- Deskripsi : minyak pala adalah minyak yang diperoleh dari penyulingan biji-
biji buah tanaman Myristica fragrans Houtt.
- Jenis mutu : minyak pala digolongkan dalam satu jenis mutu.
- Syarat mutu
Karakteristik Syarat
–Bobot jenis pada 25ºC 0,847 - 0,919
–Index bias pada 25ºC 1,474 -1,497
–Putaran optik pada 25º C +10º - 30º
–Kelarutan dalam etanol 90% 1-1 jernih, seterusnya jernih. suhu 25º - 30º
–Sisa penguapan contoh 4,8 gr 2,5% sampai 5,2 gr, maks.
- Zat-zat asing
a. Minyak pelican negatif
b. Minyak terpentin negatif
c. Minyak lemak negatif
d. Alkohol tambahan negative
PENGOLAHAN PALA DESTILASI (destining nutmeg)
Pengolahan pala destilasi sangat sederhana sekali, yakni buah pala yangmasih muda (berumur 2 - 5 bulan) dipetik, dilepaskan daging buahnya,kemudian bijinya dijemur dipanas matahari selama 2 - 3 hari, kemudiandisortir menurut mutunya.
Cars lainnya adalah dikeringkan di atas tungku api (diasap) selama +2 hari.
Di pasaran dunia terdapat 2 mutu pala destilasi yaitu :
- Mutu I kode AZWI.
- Mutu II kode ETEZ.
Spesifikasi:
- Deskripsi : pala destilasi adalah biji pala yang berasal dari buah tanaman
Myristice fragrans Houtt yang dipetik muda.
- Jenis mutu : ada 2 jenis mutu yaitu, Mutu I (AZWI), buah pala tanpa batok
yang dikeringkan, umumnya berasal dari buah muda berumur 2 - 2,5 bulan

Mutu II (ETEZ), buah pala yang dikeringkan, umumnya berasal dari buah
muda berumur 2 - 5 bulan.
Top of Form
KOMPAS.com - Salah satu rempah favorit di negeri ini adalah pala. Selain memiliki nilai ekonomis tinggi, pala juga merupakan herba serba bisa. Kandungan kimianya jadi solusi alami untuk meredakan stres dan gangguan insomnia  
Pala (Myristica fragan Haitt) merupakan rempah asli Indonesia. Sudah lama pala dikenal sebagai rempah-rempah penghasil minyak atsiri. Minyak ini merupakan salah satu bahan dasar dalam industri minuman dan kosmetik. Secara umum manfaat pala diambil dari kulit batang hingga daging buahnya.
Ringankan nyeri
Batang pohon pala biasa disebut kino, sering dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Kulit batang dan daun tanamannya menghasilkan minyak atsiri.  Selain itu, ada juga fuli atau benda yang menyelimuti buah berbentuk seperti anyaman, dan biasa disebut bunga pala. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual di dalam negeri.
Secara turun-temurun, pala dimanfaatkan sebagai herba, terutama biji dan daging buahnya. Biji pala diyakini sangat baik untuk mengobati gangguan pencernaan, muntah-muntah, dan lain-lain.
Buah pala dapat meringankan semua rasa sakit dan nyeri akibat tubuh kedinginan serta lambung dan usus “masuk angin”. Daging buah pala sangat baik dan digemari masyarakat jika telah diproses menjadi makanan ringan, misalnya asinan, manisan, atau selai pala.
Tidak hanya di dalam negeri, di beberapa negara di benua Eropa dan Asia, pala juga cukup dikenal. Pala sering digunakan sebagai ramuan untuk terapi gangguan tidur, stres, mencegah dehidrasi, dan meningkatkan stamina.
Redakan stres
Berdasarkan penelitian yang dilakukan National Science and Technology Authority, dalam bukunyaGuidebook on the Proper Use of Medicinal Plants, terungkap bahwa buah pala mengandung senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan. Kulit dan daging buah pala mengandung minyak atsiri dan zat samak, sedangkan fuli atau bunga pala mengandung minyak atsiri, zat samak, dan zat pati.
Biji pala memiliki kandungan minyak atsiri, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, lemonena, dan asam oleanolat. Jadi, hampir semua bagian buah pala mengandung senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan.
Selain dibuat ramuan, pala juga dapat dijadikan bahan baku pembuatan sirop. Seperti diungkapkan Michael van den Bos, konsultan medis dan herba dari Herbacure Centre, buah pala dapat dijadikan sirop. Caranya, buah pala rebus untuk diambil sarinya. Tambahkan gula secukupnya bila suka.
“Sirop ini seperti minuman lain yang sifatnya menyegarkan. Sirop buah pala memiliki sifat menenangkan dan cocok untuk meredakan stres,” sebutnya.
Michael juga menyebutkan, karena bersifat menenangkan, ramuan berbahan baku pala cocok digunakan oleh mereka yang mengalami gangguan tidur atau insomnia, juga untuk melancarkan darah, meredakan gangguan lambung, nyeri, dan perut mulas karena masuk angin.
Saat ini di pasaran memang tidak banyak ekstrak pala yang dijual. Untunglah, beberapa pengobat telah mengembangkannya dalam bentuk seduhan yang berdiri sen-diri atau dicampur dengan herba lain.
Di pasar internasional, dikenal beberapa jenis pala, yakni Myristica fragrans Houtt, Myristica argentea Ware, Myristica fattua Houtt, Myristica specioga Ware, Myristica Sucedona BL, dan Myristica malabarica Lam.
Jenis pala yang banyak dikembangkan terutama Myristica fragrans, sebab memiliki nilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya. Disusul jenis Myristica argentea dan Myristica fattua.
Jenis Myristica specioga, Myristica sucedona, dan Myristica malabarica produksinya rendah, sehingga nilai ekonomisnya rendah pula. Sementara jenis Myristica fragrans relatif banyak dikembangkan di Indonesia karena merupakan habitatnya.
Meramu Myristica
Secara umum pemanfaatan pala sebagai ramuan herbal adalah dalam bentuk ekstrak, rebusan buah (sirop), atau manisan. Berikut contohnya:       
1.  Ramuan penenang : Ambil serbuk atau ekstrak pala 5-15 gram, campur dengan segelas jus apel atau pisang. Ramuan ini mampu mengurangi rasa tidak nyaman saat Anda sibuk bekerja atau ketika stres mendera.           
2. Gangguan tidur : Ambil kurang lebih 5-15 gram serbuk pala (ekstraknya), campur ke dalam segelas susu maupun jus apel. Cara ini sangat aman dan tidak menimbulkan kecanduan seperti suplemen tidur lainnya.
3.  Dehidrasi : Ambil serbuk pala secukupnya, campur dengan segelas air putih atau air kelapa muda. Minum setiap setengah jam sebanyak-banyaknya.
4. Tingkatkan stamina : Anda dapat memakan langsung manisan buah pala atau minum siropnya. Pilih yang tidak mengandung pewarna atau pemanis buatan. Rasa alami manisan buah pala lebih dianjurkan. Hindari konsumsi dalam jumlah berlebih. Cara lain, Anda dapat menambahkan satu sendok teh serbuk pala ke dalam segelas air putih atau jus belimbing maupun jeruk.   Catatan: Bila Anda menderita penyakit ginjal, sebaiknya konsumsi pala tidak lebih dari 15 gram sehari. Jika Anda ragu, konsultasikan dengan dokter ahli. @ Ken Lalang H SYARAT TUMBUH 

Iklim
Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun.
Suhu udara lingkungan 20-30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan. Media Tanam
Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang tinggi.
Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5. Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran drainase yang baik.
Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat teras-teras melintang lereng. Ketinggian Tempat

Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 m, p PASCAPANEN 


Pemisahan Bagian Buah

Setelah buah-buah pala masak dikumpulkan, buah yang sudah masak dibelah dan antara daging buah, fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap bagian buah pala tersebut ditaruh pada wadah yang kondisinya bersih dan kering. Biji-biji yang terkumpul perlu disortir dan dipilah-pilahkan menjadi 3 macam yaitu: (1) yang gemuk dan utuh; (2) yang kurus atau keriput; dan (3) yang cacat.

Pengeringan Biji

Biji pala yang diperoleh dari proses ke-I tersebut segera dijemur untuk menghindari serangan hama dan penyakit. Biji dijemur dengan panas matahari pada lantai jemur/tempat lainnya. Pengeringan yang terlalu cepat dengan panas yang lebih tinggi akan mengakibatkan biji pala pecah. Biji pala yang telah kering ditandai dengan terlepas bagian kulit biji (cangkang), jika digolongkan akan kocak dan kadar airnya sebesar 8–10 %.

Biji-biji pala yang sudah kering, kemudian dipukul dengan kayu supaya kulit buijinya pecah dan terpisah dengan isi biji. Isi biji yang telah keluar dari cangkangnya tersebut disortir berdasarkan ukuran besar kecilnya isi biji:
Besar: dalam 1 kg terdapat 120 butir isi biji.
Sedang: dalam 1 kg terdapat sekitar 150 butir isi biji.
Kecil: dalam 1 kg terdapat sekitar 200 butir isi biji.

Isi biji yang sudah kering, kemudian dilakukan pengapuran. Pengapuran biji pala yang banyak dilakukan adalah pengapuran secara basah, yaitu: a) Kapur yang sudah disaring sampai lembut dibuat larutan kapur dalam bak besar/bejana (seperti yang digunakan untuk mengapur atau melabur dinding/tembok). b) Isi biji pala ditaruh dalam keranjang kecil dan dicelupkan dalam larutan kapur sampai 2–3 kali dengan digoyang-goyangkan demikian rupa sehingga air kapur menyentuh semua isi biji. c) Selanjutnya isi biji itu diletakkan menjadi tumpukan dalam gudang untuk dianginanginkan sampai kering. Setelah proses pengapuran perlu diadakan pemeriksaaan terakhir untuk mencegah kemungkinan biji-biji pala tersebut cacat, misalnya pecah yang sebelumnya tidak diketahui.

Pengawetan biji pala juga dapat dilakukan dengan teknologi baru, yakni dengan fumigasi dengan menggunakan zat metil bromida (CH 3 B 1 ) atau karbon bisulfida (CS 2 ) .

Pengeringan Bunga Pala (Fuli)

Fuli dijemur pada panas matahari secara perlahan-lahan selama beberapa jam, kemudian diangin-anginkan. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai fuli itu kering. Warna fuli yang semula merah cerah, setelah dikeringkan menjadi merah tua dan akhirnya menjadi jingga. Dengan pengeringan seperti ini dapat menghasilkan fuli yang kenyal (tidak rapuh) dan berku
alit as tinggi sehingga nilai ekonomisnya pun tinggi pula.

Pemecahan Tempurung Biji

Pemecahan tempurung biji pala dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

Pertama, Dengan tenaga manusia: Cara memecah tempurung dari biji pala dilakukan dengan cara memukulnya dengan kayu sampai tempurung tersebut pecah. 
Cara memecah tempurung biji pala memerlukan keterampilan khusus, sebab kalau tidak isi biji akan banyak yang rusak (pecah) sehingga kulitasnya turun.Dengan mesin: Cara ini banyak digunakan petani pala. Secara sederhana dapat diterangkan bahwa mekanisme kerja dan alat ini sama dengan yang dilakukan oleh manusia, yakni bagian tertentu dari mesin menghancurkan kulit buah pala sehingga yang tinggal adalah isi bijinya. Keuntungan dari penggunaan mesin adalah tenaga, waktu dan biaya operasionalnya dapat ditekan. Disamping itu kerusakan mekanis dari isi biji juga lebih kecil.

Sumber: Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
roduksitivitas ta PANEN 

Ciri dan Umur Panen

Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur 10 tahun telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan terus meningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Pohon pala terus berproduksi sampai umur 60–70 tahun. Buah pala dapat dipetik (dipanen) setelah cukup masak (tua), yakni yaitu sekitar 6–7 bulan sejak mulai bunga dengan tanda-tanda buah pala yang sudah masak adalah jika sebagian dari buah tersebut tersebut murai merekah (membelah) melalui alur belahnya dan terlihat bijinya yang diselaputi fuli warna merah. Jika buah yang sudah mulai merekah dibiarkan tetap dipohon selama 2-3 hari, maka pembelahan buah menjadi sempurna (buah berbelah dua) dan bijinya akan jatuh di tanah.

Di Daerah Banda, dikenal 3 macam waktu panen tiap tahun, yaitu: (1) panen raya/besar (pertengahan musim hujan); panen lebih sedikit (awal musim hujan) dan panen kecil (akhir musim hujan). Panen buah pala pada permulaan musim hujan memberikan hasil paling baik (berku 
alit as tinggi) dan bunga pala (fuli) yang paling tebal.

Cara Pemetikan

Pemetikan buah pala dapat dilakukan dengan galah bambu yang ujungnya diberi/dibentuk keranjang (jawa: sosok). Selain itu dapat pula dilakukan dengan memanjat dan memilih serta memetik buah-b HAMA DAN PENYAKIT

Hama:

Pertama, 
Penggerek batang (Batocera sp)


Tanaman pala yang terserang oleh hama ini dalam waktu tertentu dapat mengalami kematian. Gejala : terdapat lubang gerekan pada batang diameter 0,5–1 cm, di mana didapat serbuk kayu. Pengendalian : (1) menutup lubang gerekan dengan kayu/membuat lekukan pada lubang gerekan dan membunuh hamanya.

Memasukkan/menginjeksikan (menginfuskan) racun serangga seperti Dimicron 199 EC dan Tamaran 50 EC sistemik ke dalam batang pohon pala menggunakan alat bor, dosis yang dimasukkan sebanyak 15–20 cc dan lubang tersebut segera ditutup kembali.

Kedua,
 Anai-Anai / Rayap Hama anai-anai mulai menyerang dari akar tanaman, masuk ke pangkal batang dan akhirnya sampai ke dalam batang. Gejala : terjadinya bercak hitam pada permukaan batang, jika bercak hitam itu dikupas, maka sarang dan saluran yang dibuat oleh anai-anai (rayap) akan kelihatan. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida pada tanah di sekitar batang tanaman yang diserang, insektisida disemprotkan pada bercak hitam supaya dapat merembes kedalam sarang dan saluran-saluran yang dibuat oleh anai-anai tersebut.

Ketiga, Kumbang Aeroceum fariculatus Hama kumbang berukuran kecil dan sering menyerang biji pala. Imagonnya menggerek biji dan meletakkan telur di dalamnya. Di dalam biji tersebut, telur akan menetas dan menjadi larva yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan. Pengendalian: mengeringkan secepatnya biji pala setelah diambil dari buahnya.

Penyakit

Pertama, 
Kanker batang
Gejala: terjadinya pembengkakan batang, cabang atau ranting tanaman yang diserang. Pengendalian : membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas bagian yang terserang dan dibakar.

Kedua, Belah putih
Penyebab : cendawan coreneum sp. yang dapat menyebabkan buah terbelahan

Ketiga, Gugur sebelum tua.
Gejala : terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu kecoklatcoklatan pada bagian kuliat buah. Bercak-bercak tersebut membesar dan berwarna hitam. Pengendalian : (1) membuat saluran pembuangan air yang baik; (2) pengasapan dengan belerang di bawah pohon dengan dosis 100 gram/tanaman.

Keempat, Rumah Laba-Laba
Menyerang cabang, ranting dan daun. Gejala : daun mengering dan kemudian diikuti mengeringnya ranting dan cabang. Pengendalian : memangkas cabang, ranting dan daun yang terserang, kemudian dibakar.

Kelima, Busuk buah kering
Penyebab : jamur Stignina myristicae . Gejala : berupa bercak berwarna coklat, bentuk bulat dan cekung dengan ukuran bercak bervariasi, yakni dari yang berukuran sangat kecil sampai sekitar 3 cm; pada kulit buah tampak gugusan-gugusan jamur berwarna hijau kehitam-hitaman dan akhirnya bercak-bercak tersebut terjadi kering dan keras.
Pengendalian : (1) kondisi kelembaban di sekitar pohon pala perlu dikurangi, misalnya dengan mengurang kerimbunan pohon-pohon lain di sekitar pala dengan memangkas sebagian cabang-cabangnya yang berdaun rimbun, kemudian tanah di sekitar pohon dibersihkan, tidak terdapat gulma atau tanaman-tanaman perdu lainnya; (2) buah pala dan daun yang terserang penyakit ini segera dipetik dan dipendam dalam tanah; (3) dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida secara yang rutin, yakni 2–4 minggu sekali, baik pada saat ada serangan maupun tidak ada serangan dari penyakit ini, fungsida yang dapat digunakan adalah yang mengandung bahan aktif mancozeb, karbendazim dan benomi.

Ketujuh, Busuk buah basah
Penyebab : jamur Collectotrichum gloeosporiodes, yang menyerang atau menginfeksi buah yang luka. Gejala : buah pala tampak busuk warna coklat yang sifatnya lunak dan basah; gejala ini timbul pada sekitar tangkai buah yang melekat pada buah sehingga buah mudah gugur. Pengendalian : dengan busuk buah kering.

Kedelapan, Gugur buah muda
Gejala : adanya buah muda yang gugur. Penyebab : penyakit ini belum diketahui dengan jelas. Pengendalian : dengan mengkombinasikan (memadukan) antara pemupukan dan pemberian fungisida. uah pala yang sudah masak bena naman akan rendah.
a
Pemeliharaan Tanaman

Untuk mencegah kerusakan atau bahkan kematian tanaman, maka perlu di usahakan tanaman pelindung yang pertumbuhannya cepat, misalnya tanaman jenis Clerisidae atau jauh sebelumnya bibit pala di tanam, lahan terlebih dahulu di tanami jenis tanaman buah-buahan/tanaman kelapa.

Penyulaman harus dilakukan dilakukan jika bibit tanaman pala itu mati/pertumbuhannya kurang baik.

Pada akhir musim hujan, setelah pemupukan sebaiknya segera dilakukan penyiraman agar pupuk dapat segera larut dan diserap akar. Pada waktu tanaman masih muda, pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik ( pupuk kimia sama dengan pupuk buatan) yaitu berupa TSP, Urea dan KCl. Namun jika tanaman sudah dewasa/sudah tua, pemupukan yang dan lebih efektif adalah pupuk anorganik. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada awal musim hujan dan pada akhir musim hujan.

Sebelum pemupukan dilakukan, hendaknya dibuat parit sedalam 10 cm dan lebar 20 cm secara melingkar di sekitar batang pokok tanaman selebar kanopi (tajuk pohon), kemudian pupuk TSP, Urea dan KCl ditabur dalam parit tersebut secara merata dan segera ditimbun tanah dengan rapat. Jika pemupukan di lakukan pada awal musim hujan, setelah dilakuakan pada akhir musim hujan, maka untuk membantu pelarutan pupuk dapat dilakukan penyiraman, tetapi jika kondisinya masih banyak turun hujan tidak perlu dilakukan pen
Teknik Penanaman 

Penanaman bibit dilakukan pada awal musim hujan. Hal ini untuk mencegah agar bibit tanaman tidak mati karena kekeringan, bibit tanaman yang berasal dari biji dan sudah mempunyai 3–5 batang cabang biasanya sudah mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan sehingga pertumbuhannya dapat baik. Penanaman yang berasal dari biji dilakukan dengan cara sebagai berikut: polybag (kantong pelastik) di lepaskan terlebih dahulu, bibit dimasukkan kedalam lubang tanam dan permukaan tanah pada lubang tanam tersebut dibuat sedikit dibawah permukaan lahan kebun. Setelah bibit-bibit tersebut ditanam, kemudian lubang tanam tersebut disiram dengan air supaya media tumbuh dalam lubang menjadi basah.

Bila bibit pala yang berasal dari cangkok, maka sebelum ditanam daun-daunnya harus dikurangi terlebih dahulu untuk mencegah penguapan yang cepat. Lubang tanam untuk bibit pala yang berasal dari cangkang perlu dibuat lebih dalam. Hal ini dimaksudkan agar setelah dewasa tanaman tersebut tidak roboh karena sistem akaran dari bibit cangkokan tidak memiliki akar tunggang. Setelah bibit di tanam, lubang tanam harus segera disiram supaya media tumbuhan menjadi basah. Penanaman bibit pala yang berasal dari enten dan okulasi dapat dilakukan seperti menanam bibit-bibit pala yang berasal dari biji. Lubang tanaman perlu dipersiapkan satu bulan sebelum bibit ditanam. Hal ini bertujuan agar tanah dalam lubangan menjadi dayung (tidak asam), terutama jika pembuatannya pada musim hujan, lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm untuk jenis tanah ringan dan ukuran 80x80x80 cm untuk jenis tanah liat. Dalam menggali lubang tanam, lapisan tanah bagian atas harus dipisahkan dengan lapisan tanah bagian bawah, sebab kedua lapisan tanah ini mengandung unsur yang berbeda. Setelah beberapa waktu, tanah galian bagian bawah di masukkan lebih dahulu, kemudian menyusul tanah galian bagian atas yang telah dicampur dengan pupuk kandang secukupnya.

Jarak tanam yang baik untuk tanaman pala adalah: pada lahan datar ad PEDOMAN BUDIDAYA 

Pembibitan
Perbanyakan Cara Generatif (Biji)
Pemilihan Biji Perbanyakan dengan biji dapat dilakukan dengan mengecambahkan biji. Dalam hal ini biji yang digunakan berasal dari:
Biji sapuan: biji yang dikumpulkan begitu saja tanpa diketahui secara jelas dan pasti mengenai pohon induknya.
Biji terpilih: biji yang asalnya atau pohon induknya diketahui dengan jelas. Dalam hal ini ada 3 macam biji terpilih, yaitu: (1) biji legitiem, yaitu biji yang diketahui dengan jelas pohon induknya (asal putiknya jelas diketahui); (2) biji illegitiem, yaitu biji yang berasal dari tumpang sari tidak diketahui, tetapi asal putiknya jelas diketahui; (3) biji Propellegitiem, yaitu biji yang terjadi hasil persilangan dalam satu kebun yang terdiri dua klon atau lebih. Biji-biji yang akan digunakan sebagai benih harus berasal dari buah pala yang benar-benar masak. Buah pala bijinya akan digunakan sebagai benih hendaknya berasal dari pohon pala yang mempunyai sifat-sifat: (1) pohon dewasa yang tumbuhnya sehat; (2) mampu berproduksi tinggi dan kw alit asnya baik. 


Penyemaian

Tanah tempat penyemaian harus dekat sumber air untuk lebih memudahkan melakukan penyiraman pesemaian. Tanah yang akan dipakai untuk penyemaian harus dipilih tanah yang subur dan gembur. Tanah diolah dengan cangkul dengan kedalaman olakan sekitar 20 cm dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1,5 cm dan panjangnya 5-10 cm, tergantung biji pala yang akan disemaikan. Bedengan dibuat membujur Utara-Selatan. Kemudian tanah yang sudah diolah tersebut dicampuri dengan pupuk kandang yang sudah jadi (sudah tidak mengalami fermentasi) secara merata secukupnya supaya tanah bedengan tersebut menjadi gembur. Sekeliling bedengan dibuka selokan kecil yang berfungsi sebagai saluran drainase.

Bedengan diberi peneduh dari anyaman daun kelapa/jerami dengan ukuran tinggi sebelah Timur 2 m dan sebelah Barat 1 m. maksud pemberian peneduh ini adalah agar pesemaian hanya terkena sinar matahari pada pagi sampai menjelang siang hari dan pada siang hari yang panas terik itu persemaian itu terlindungi oleh peneduh.

Tanah bedengan disiram air sedikit demi sedikit sehingga kebasahannya merata dan tidak sampai terjadi genangan air pada bedengan. Kemudian biji-biji pala disemaikan dengan membenamkan biji pala sampai sedalam sekiat 1 cm di bawah permukaan tanah bedengan. Jarak persemaian antar-biji adalah 15X15 cm. Posisi dalam membenamkan biji/benih harus rapat, yakni garis putih pada kulit biji terletak di bawah. Pemeliharaan pesemaian terutama adalah menjaga tanah bedengan tetap dalam keadaan basah (disiram dengan air) dan menjaga agar tanah bedengan tetap bersih dari gulma).

Setelah biji berkecambah yaitu sudah tumbuh bakal batangnya. Maka bibit pada pesemaian tersebut dapat dipindahkan ke kantong polybag yang berisi media tumbuh berupa tanah gembur yang subur dicampur dengan pupuk kandang. Pemindahan bibit dari pesemaian ke kantong polybag harus dilakukan secara hati-hati agar perakarannya tidak rusak.

Polybag yang sudah berisi bibit tanaman harus diletakkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari/diletakkan berderet-deret dan diatasnya diberi atap pelindung berupa anyaman daun kelapa/jerami.

Pemeliharaan dalam polybag terutama adalah menjaga agar media tumbuhnya tetap bersih dari gulma dan menjaga media tumbuh dalam keadaan tetap basah namun tidak tergantung air. Agar tidak tergenang air, bagian bawahnya dari polybag harus diberi lubang untuk jalan keluar air siraman/air hujan.

Bibit-bibit tersebut dapat dilakukan pemupukan ringan, yakni dengan pupuk TSP dan urea masing-masing sektar 1 gram tiap pemupukan. Pupuk ditaruh di atas permukaan media tumbuh kemudian langsung disiram. Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni pada awal musim hujan dan pada akhir musim hujan. Setelah bibit tanaman mempunyai 3–5 batang cabang, maka bibit ini dapat dipindahkan/ditanam di lapangan.

Perbanyakan Cara Cangkok (Marcoteren)

Perbanyakan tanaman pala dengan cara mencangkok bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai sifat-sifat asli induknya (pohon yang dicangkok).

Hal yang diperhatikan dalam memilih batang/cabangyang akan dicangkok adalah dari pohon yang tumbuhnya sehat dan mampu memproduksi buah cukup banyak, pohon yang sudah berumur 12–15 tahun. Batang/cabang yang sudah berkayu, tetapi tidak terlalu tua/terlalu muda.

Cara mencangkok (marcotern): 
Pertama, Batang/cabang dikelupas kulitnya dengan pisau tajam secara melingkar sepanjang 3–4 cm. Posisi cangkokan sekitar 25 cm dari pangkal batang/cabang. Lendir/kambium yang melapisi kayu dihilangkan dengan cara disisrik kambiumnya, batang yang akan dicangkok tersebut dibiarkan selama beberapa jam sampai kayunya yang tampak itu kering benar.
Kedua, Ambillah tanah yang gembur dan sudah dicampuri dengan pupuk kandang dalam keadaan basah dan menggumpal. Kemudian tanah tersebut ditempelkan/dibalutkan pada bagian batang yang telah dikuliti berbentuk gundukan tanah. Gundukan tanah tersebut kemudian dibalut dengan sabut kelapa/plastik. Agar tanah dapat melekat erat pada batang yang sudah dikuliti, maka sabut kelapa/plastik pembalut itu diikat dengan tali secara kuat pada bagian bawa, bagian tengah dan bagian atas. Bila menggunakan pembalut dari palstik, maka bagian atas dan bagian bawah harus diberi lubang kecil untuk memasukkan air siraman (lubang bagian atas) dan sebagai saluran drainase (lubang bagian bawah).
Ketiga, Bila pencangkokkan ini berhasil dengan baik, maka setelah 2 bulan akan tumbuh perakarannya. Jika perakaran cangkokkan itu sudah siap untuk dipotong dan dipindahkan keranjang atau ditanam langsung di lapangan. Perbanyakan Cara Peyambungan ( Enten Dan Okulasi )

Sistem penyambungan ini adalah menempatkan bagian tanaman yang dipilih pada bagian tanaman lain sebagai induknya sehingga membentuk satu tanaman bersama. Sistem penyambungan ini ada dua cara, yakni:


Penyambungan Pucuk (entern, grafting)


Penyambungan pucuk ini ada tiga macam yaitu :
Pertama, Enten celah (batang atas dan batang bawah sama besar)
Kedua, pangkas atau kopulasi
Ketiga, Enten sisi (segi tiga)

Penyambungan mata (okulasi)

Penyambungan mata ada tiga macam yaitu:
Pertama, Okulasi biasa (segi empat)
Kedua, Okulasi “T”
Ketiga, Forkert

Setelah 3-4 bulan sejak penyambungan dengan sistem enten atau okulasi itu dilakukan dan jika telah menunjukkan adanya pertumbuhan batang atas (pada penyambungan enten) dan mata tunas (pada penyambungan okulasi), tanaman sudah dapat ditanam di lapangan.

Perbanyakan Cara Penyusuan (Inarching Atau Approach Grafting)

Dalam sistem penyusuan ini, ukuran batang bawah dan batang atas harus sama besar (kurang lebih besar jari tangan orang dewasa). Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

Pertama, Pilihlah calon bawah dan batang atas yang mempunyai ukuran sama.
Kedua, Lakukanlah penyayatan pada batang atas dan batang bawah dengan bentuk dan ukuran sampai terkena bagian dari kayu.
Ketiga, Tempelkan batang bawah tersebut pada batang atas tepat pada bekas sayatan tadi dan ikatlah pada batang atas tepat pada bekas sayatan dan ikat dengan kuat tali rafia.

Setelah beberapa waktu, kedua batang tersebut akan tumbuh bersama-sama seolah-olah batang bawah menyusu pada batang atas sebagai induknya. Dalam waktu 4–6 minggu, penyusuan ini sudah dapat dilihat hasilnya. Jika batang atas daun-daunnya tidak layu, maka penyusuan itu dapat dipastikan berhasil. Setelah 4 bulan, batang bagian bawah dan bagian atas sudah tidak diperlukan lagi dan boleh dipotong serta dibiarkan tumbuh secara sempurna. Jika telah tumbuh sempurna, maka bibit dari hasil penyusuan tersebut sudah dapat ditanam di lapangan.

Perbanyakan Cara Stek

Tanaman pala dapat diperbanyak dengan stek tua dan muda yang dengan 0,5% larutan hormaon IBA. Penyetekan menggunakan hormon IBA 0,5%, biasanya pada umur 4 bulan setelah dilakukan penyetekan sudah keluar akar-akarnya. Kemudian tiga bulan berikutnya sudah tumbuh perakaran yang cukup banyak. Percobaan lain adalah dengan menggunakan IBA 0,6% dalam bentuk kapur. Penyetekan dengan menggunakan IBA 0,6%, biasanya setelah 8 minggu sudah terbentuk kalus di bagian bawah stek. Kemudian jika diperlukan untuk kedua kalinya dengan larutan IBA 0,5%, maka setelah 9 bulan kemudian sudah tampak perakaran alah 9x10 m. Sedangkan pada lahan bergelombang adalah 9x9 m.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar